Skripsi BAB I USAHA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang sangat menentukan bagi keberhasilan dunia usaha termasuk dunia pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi secara global semakin penting, bahkan mempunyai prioritas utama.
Bimbingan dan Penyuluhan  dalam meningkatkan mutu pendidikan sangatlah berarti dalam kehidupan manusia sehari-hari karena tanpa adanya bimbingan, perhatian, motivasi dari pendidikan, kemungkinan besar pendidikan tidak akan berhasil. Begitu pula dalam pelaksanaan tidak hanya diarahkan kepada pihak sekolah melainkan peran keluarga pun sangat menentukan.
Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan di semua bidang kehidupan bangsa, terutama dalam mepersiapkan kader bangsa (peserta didik) menjadi aktor pembangunan yang mampu menampilkan keunggulannya secara profesional di bidangnya masing-masing. Pendidikan berusaha untuk mengembangkan potensi individu sehingga perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, konsep, prinsip kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan-keterampilan. Hal ini berarti bahwa perlu mengalami perkembangan dalam aspek afektif, kognitif, dan psikomotor (Fatah, 2000:5).
Keikutsertaan keluarga dalam pendidikan mempunyai tanggung jawab tersendiri terhadap kelangsungan pendidikan anaknya.Tangung jawab pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama dalam kehidupan manusia sejak lahir hingga dewasa. Setiap keluarga yang mempunyai keturunan atau menjadi orang tua tidak terlepas dari tanggung jawab pendidikan karena orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anaknya agar kelak dapat berdiri sendiri.
Dalam hal ini M.I.Soelaeman (1978 :119) mengemukakan,
Apabila manusia yang baru lahir itu tidak mendapatkan bantuan, tidak mungkin dia hidup sebagai manusia yang mandiri . Pendidikan baginya bukan saja kemungkinan , melainkan keharusan menerimanya. Hanya melalui pendidikan oleh manusia dalam situasi kemanusiaan ia dapat hidup kelak  sebagai manusia.

Dengan demikian orang tua mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sangat berat  dalam membimbung dan memperhatikan anak guna meningkatkan prestasi belajarnya. Kemudian orang tua harus menyadari, karena anak pada usia ini disebut masa adolesen dimana akan terjadi perubahan, baik jasmani maupun rohani . Ini dimaksudkan agar pertumbuhan berjalan  seirama dengan fase-fase perkembangan anak.
Dalam masa pubertas ini anak sangat memerlukan adanya bimbingan dan perhatian orang  tua, karena tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta perhatian kemungkinan besar prestasi yang dicapai anak akan mengalami kemunduran. Nana Syaodih Sukmadinata  dan Moh Surya (1974 : 25) berpendapat, “agar anak belajar denan baik, dapat berkembang dengan baik, dapat mencapai kehidupan dengan baik maka baginya diperlukan kehidupan yang sehat, baik fisik maupun psykhis.”
Di dalam pelaksanaan pendidikan , orang tua mempunyai tanggung jawab yang utama dan pertama, dan meskipun anak sudah bersekolah tetapi kebutuhan dan tangung jawab berada di pihak  orang tua. Pendidikan yang diterima anak di sekolah relatife singkat, karena keterbatasan waktu dan perhatian guru secara individual. Hal ini guru harus menghadapi anak didik berkisar 43 sampai 45 orang siswa dalam satu kelas dengan alokasi waktu 45 menit tiap jam pelajaran. Sehingga guru tidak mungkin untuk mengawasi secara individual, karena terbatasnya waktu, terlalu banyak anak didik, kurangnya guru serta kurannya ruangan. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan anak di sekolah perlu ditunjang dengan kegiatan belajar di rumah dengan cara mengulang/mempelajari pelajaran yang diterima di sekolah serta mengerjakan pekerjaan rumah.Juga dengan adanya pengawasan secara wajar dan  kontinyu serta bimbingan yang dapat mengarahkan anak untuk dapat meningkatkan kegiatan belajar,sehingga mereka merasa dirinya diakui  dan dihargai oleh orang tuanya yang mengakibatkan sedikit demi sedikit cara berfikir anak akan berubah serta akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak adalah faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar diri anak dan faktor internal yaitu faktor yang berada di dalam diri anak. Seperti dikemukakan oleh Moh. Surya (1979 : 43),”salah satu faktor yang ada dalam diri siswa adalah penyesuaian sosial siswa di sekolah, dan salah satu faktor yang ada di luar diri siswa adalah keluarga.”
Dengan demikian keluarga adalah sangat penting dalam kehidupan manusia karena keluarga merupakan fundamen dalam perkembangan selanjutnya dan merupakan iklim pendidikan yang sebenarnya dikehendaki alam, maka tepatlah apabila dikatakan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang tidak dapat digantikan oleh lembaga lain. Oleh karena itu keluarga berkewajiban membantu dan memperhatikan anak, kewajiban tersebut antara lain :
1.      Ikut memperhatikan anak secara kontinyu baik bagi mereka yang menghadapi kesulitan maupun yang lancar dalam belajar.
2.      Memberikan dorongan kepada anak untuk lebih giat belajar baik di rumah maupun di sekolah.
3.      memberikan bantuan moril maupun material yang diperlukan anak untuk belajar.
Masalah yang akan diteliti yaitu memperhatikan dan bimbingan yang diberikan orang tua terhadap anak dalam meningkatkan prestasi belajar di lingkungan keluarga yang berupa penyediaan fasilitas yang memadai. Bantuan dan bimbingan apa yang diberikan orang tua kepada anaknya guna membantu kelangsungan pendidikan dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Usaha Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”
B. Perumusan  Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara pendekatan orang tua dalam rangka memberikan bimbingan belajar terhadap anak dilingkungan keluarga guna meningkatkan prestasi belajar ?
2.      Sejauh mana usaha orang tua siswa dalam rangka menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar ?
3.      Bagaimana kesulitan orang tua dalam membantu meningkatkan prestasi belajar anak dan cara mengatasinya?

C. Tujuan
          Adapun tujuan dari penelitian adalah :
  1. Ingin mendapatkan informasi bagaimana cara pendekatan orang tua siswa dalam membimbing anak belajar guna meningkatkan prestasi  belajar, sehingga ia dianggap anak sebagai pelindung dan tempat bertanya.
  2. Ingin mengetahui usaha apa yang dilakukan orang tua siswa untuk memenuhi kebutuhan belajar di lingkungan keluarga.
  3. Ingin mengetahui kesulitan apa yang dihadapi orang tua dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak di lingkungan keluarga serta bagaimana cara mengatasinya.



D.  Kerangka Pemikiran
   Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Anton M. Moeliono, 1991 : 787). Bila dikaitkan dengan kata belajar menjadi prestasi belajar dan mempunyai pengertian penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (pengertian prestasi secara sempit).
Untuk memperjelas pengertian prestasi terlebih dahulu akan dibahas pengertian belajar karena prestasi merupakan hasil dari belajar. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian (Ngalim Purwanto, 1995 : 84). Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut maka prestasi bukanlah suatu nilai yang terdapat dalam laporan pendidikan saja melainkan suatu perubahan yang didapat dari belajar yaitu perubahan dalam tingkah laku yang didapat melalui latihan atau pengalaman. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
         Prestasi dalalam pengertian suatu hasil yang didapat setelah siswa mengalami pembelajaran. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil dari pembelajaran itu  disebut prestasi.   Prestasi yang diharapkan dari hasil pembelajaran secara umum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional  adalah :
            Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan khidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negera yang demokratis serta bertanggung jawab.(Sisdiknas, 2003 : 6).

Secara terperinci prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran menurut Bloom yang dikutip Sardiman AM. (1987 :25) adalah :
            a. Kognitif domain
    • Pengetahuan, ingatan (knowledge)
    • Pemahaman,menjelaskan,meringkas, contoh (comprehension)
    • Menguraikan, menentukan hubungan (analysis)
    • Mengorganisasikan, merencanakan,membentuk bangunan baru   (synthesis)
    • Menilai (evaluation)
    • Menerapkan (application)
            b. Afektif domain
    • Sikap menerima (receiving)
    • Memberikan respon (responding)
    • Nilai (valuing)
    • Organisasi (organization)
    • Karakterisasi (characterization)
            c. Psikomotor domain
    • Gerakan bersifat rutin (routinized)
    • Initiatory
    • Pre-routine
Bila dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional ketiga ranah tersebut sudah termaktub secara tersirat. Sedangkan bagian lain yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , dan mempunyai nilai estetika  Bloom tidak mencantumkannya. Maka bagian ini merupakan ciri khas dari pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan humanistis lebih mengutamakan bagian ini.
            Untuk mendidik para siswa supaya beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berestetika maka sekolah menyediakan pelajaran pendidikan agama yang wajib diikuti oleh seluruh siswa yang memeluk agama yang bersangkutan. 
            Realisasi dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa yang bersangkutan rajin mengamalkan ajaran agamanya. Sedangkan siswa  yang berakhlak mulia adalah siswa yang senatiasa berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan ajaran agamanya. Didalam Al-Qur’an diterangkan dalam surat Al-Mujadilah : 11:



“Allah meninggikan orang-orang Mu’min dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan perintah-perintah Rasul, khususnya orang-orang yang berilmu diantara mereka, derajat-derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkat-tingkat keridhaan”.


 Setiap orang tua mempunyai peran bermacam-macam dalam hidupnya, antara lain peran sebagai orang tua, sebagai ayah atau ibu. Peran seseorang sebagai orang tua, ditentukan pula oleh struktur sikap dan kepribadiannya. Dalam menyandang berbagai peran tersebut seseorang bisa merasa lebih cocok untuk peran-peran tertentu bagi seorang suami atau ayah dan seorang bagi seorang istri atau ibu. Pandangan tradisional peran seorang suami sebagi kepala keluarga dan sebagai pencari nafkah disamping itu juga sebagai penanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Seorang istri diharapkan dapat mengurus rumah tangganya dan merawat suami serta anak-anaknya yang baik. Kedua orang tua tersebut harus mampu memberikan contoh dan suri tauladan yang baik pada anak-anaknya, yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap akhlak kepribadian anak tersebut di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
   Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai sikap orang tua dalam mendidik anak, dan dampaknya terhadap perkembangan kepribadian anak. Biasanya semua sikap yang ekstrim (berlebih-lebihan) akan mempunyai dampak negatife terhadap perkembangan anak, menjadikan anak kurang percaya diri, kurang berani, dan kurang mandiri.
Secara umum sikap orang tua terhadap anak dapat digambarkan sebagai berikut :
1)      Antara penerimaan atau kasih sayang dan penolakan.
2)      Antara pengendalian atau pengawasan dan kemandirian.
Dari kedua sikap diatas yang berkaitan dengan penananaman disiplin kepada anak yang akan mempengaruhi dalam lingkungan sekolah yaitu sikap otoriter, otoritatif dan terlalu menuruti kemauan anak. Sikap orang yang otoritatif paling memungkinkan perkembangan perilaku anak yang mandiri dan bertanggungjawab. Sedangkan sikap otoriter dari orang tua akan menunjang perkembangan kemandirian dan bertanggungjawab sosial. Dari sikap otoriter anak akan menjadi patuh, sopan, rajin mengerjakan pekerjaan baik di dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, tetapi kurang bebas dan kurang percaya diri.
            Dengan sikap orang tua yang menuruti anak, anak menjadi tidak patuh kurang bertanggungjawab, kurang berminat terhadap pekerjaan sekolah, membangkang terhadap otoritas, kurang hormat terhadap guru, tetapi bebas dalam ungkapan diri dan percaya kepada diri sendiri.
Orang tua mempunyai tugas yang sangat berat dalam membimbing anak-anaknya belajar, karena kemungkinan akan anak akan mengalami kemunduran dalam belajar. 
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan cara pendekatan orang tua dalam membimbing anak belajar, usaha orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar anak dan mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak serta cara mengatasinya.
Secara sederhana usaha orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat digambarkan dalam skema berikut ini:


SKEMA

USAHA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA


 


E. Langkah-Langkah Penelitian
1.   Menentukan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 3 Sandingtaman kabupaten Ciamis, pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan kepada informasi bahwa di lingkungan sekolah ini orang tua siswa kurang memperhatikan prestasi  anak-anaknya dalam belajar, sehingga hal ini menimbulkan permasalahan yang patut diteliti untuk menemukan upaya-upaya orang tua untuk mengatasinya.        

2.  Populasi
Populasi merupakan subyek atau sasaran dalam penelitian. Jadi populasi dapat diartikan sejumlah individu atau obyek dalam kelompok tertentu yang mempunyai pola kualitas yang unik serta memiliki keseragaman ciri-cirinya yang diukur secara kualitatif dari mana kesimpulan atau hasil penelitian diperoleh.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang tua siswa SD Negeri 3 Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis sebagai hasil usaha orang tua yang dapat dirasakan oleh anak dalam membimbing belajar di lingkungan keluarga dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak.



3. Sampel
   Yang dimaksud dengan sampel menurut Winarno Surakhmad (1968 : 51) adalah, “penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi itu.”
   Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini Winarno Surakhmad  (1970 : 5) mengemukakan, “terhadap populasi dibawah 100 dapat digunakan 50%, dibawah 1000 sebesar 25%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Adapun sampel yang jumlahnya sebesar populasi sering disebut sampel total.”
Dengan jumlah populasi sebanyak 176, maka sampel yang digunakan adalah sampel random, yaitu pengambilan pengambilan sampel dengan cara diundi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 orang, yakni 25% dari 176 orang ditambah dengan beberapa hasil wawancara dari beberapa orang tua siswa sebagai data pelengkap dalam penelitian ini, yang didalam hal ini diharapkan dapat mewakili dari jumlah populasi tersebut.
   Adapun alasan dari penelitian ini dalam menggunakan random sampling yaitu mengingat akan keterbatasan waktu, biaya serta tenaga yang dimiliki penulis. Juga jumlah orang tua siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan mungkin ada pengaruhnya terhadap hasil penelitian.

1.      Metode Penelitian           
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang lebih mengarahkan kepada permasalahan yang sedang terjadi pada saat ini. (Nana Sudjana, 1988 : 52).
Dengan menggunakan metode deskriptif ini penulis akan berusaha mendeskripsikan usaha orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekoah Dasar Negeri 3 Sandingtaman Kabupaten Ciamis, berdasar kepada data-data yang diperoleh.
2.      Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survai explanatory yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan data-data tersebut dikumpulkan, diproses dan dianalisa untuk dapat menjelaskan hubungan atau korelasi antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa (Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 1989 hal 3-5).
Sedangkan teknik penelitian  sebagaio suatu cara yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data yang tepat dan relatif jelas dalam rangka menjawab masalah penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik komunikasi tidak langsung yaitu menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Seperti dikemukakan oleh S. Nasution (1982 : 148), “angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat dijawab dibawah pengawasan peneliti.”
Disamping itu menggunakan studi dokumentasi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang data siswa dan orang tua di sekolah. Teknik ini merupakan yang pertama penulis lakukan guna menentukan populasi dan sampel serta menentukan teknik selanjutnya.
Teknik penelitian yang digunakan adalah :
      a. Wawancara  yaitu komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek     penelitian. Dengan langkah yang penulis lakukan adalah :
Ø  Menetapkan sampel yang akan diwawancara.
Ø  Menyusun pedoman wawancara
Ø  Mencoba melakukan wawancara
Ø  Menghubungi subjek penelitian yang akan diwawancara.
       b. Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap gejala/ fenomena yang diteliti dengan menggunakan alat tertentu, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. Teknik observasi yang penulis gunakan adalah observasi terpimpin.
       c. Angket yaitu seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian agar mereka mengisi sesuai dengan kata hatinya. Jenis angket yang penulis berikan adalah angket tertutup.
       d. Studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan judul penelitian.
       Instrumen penelitian yang digunakan adalah : wawancara, angket, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.  

Teknik

Instrumen

Format

Observasi
Pedoman Observasi

Checklist

Wawancara
Pedoman Wawancara
Jawaban singkat
Angket
Tertutup
Skala ordinal
Studi dokumentasi
Pedoman studi dokumentasi
Isian


3.      Analisis Data
Hasil wawancara dari beberapa orang tua siswa sebagai data pelengkap dalam penelitian ini, selanjutnya akan dianalisis dalam bentuk tabulasi, hasil analisis dinyatakan dengan prosentase. Tingkat kepercayaan hasil analisis dinyatakan oleh prosentase tertinggi dari frekuensi tiap-tiap kategori jawaban dari masing-masing item pertanyaan.
Perhitungan mencari prosentase tiap-tiap kategori jawaban dati tiap-tiap item adalah : “ Frekuensi (F) tiap-tiap kategori jawaban dibagi jumlah frekuensi sejumlah kategori jawaban (N) tiap-tiap kali 100”. Perhitungan tersebut dapat dirumuskan :
 







Keterangan :
P   = Prosentase tiap kategori jawaban tiap item
F   = Frekuensi tiap kategori jawaban dari tiap item,
         atau banyaknya yang menjawab dari tiap kategori jawaban

N  = Jumlah responden (Anas Sudijono, 1992 : 40-41)

1 Response to "Skripsi BAB I USAHA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA"