BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Pengaruh Wisatawan
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang.
Wisatawan adalah orang yang berwisata atau mengunjungi suatu tempat wisata. Jadi yang dimaksud dengan pengaruh wisatawan adalah daya yang timbul dari orang yang mengunjungi suatu tempat yang membentuk watak kepercayaan suatu tempat.
Dalam hal ini objek wisata adalah suatu tempat berinteraksi dengan tujuan mencari hiburan maupun tempat yang memiliki unsur sejarahnya.
Indonesia memiliki banyak tempat bersejarah yang mampu menarik para pelancong, baik dari dalam negeri atau dari luar negeri. Semua ini memberikan arti tersendiri bagi negara, karena tidak langsung menambah devisa negara. Salah satu tempat bersejarah adalah Borobudur, karena disini terdapat suatu candi yang begitu megah dan indah yaitu Candi Borobudur.
2.2.Letak Geografis Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang
Propinsi Jawa Tengah. Dataran yang berbukit hampir seluruhnya dilingkari pegunungan, antara lain :
- Sebelah Timur : Gunung Merapi dan Gunung Merbabu
- Sebelah Barat Laut : Gunung Sumbing dan Gunung Sidoro
- Sebelah Selatan : Gunung Menoreh
- Sebelah Utara : Gunung Tidar
Candi Borobudur dibangun diatas bukit dengan ketingian 269 m dpl yang memiliki panjang 123 m, lebar 123 m, tinggi, 34,5 m dan keliling 492 m. Batu andesit yang digunakan sebanyak 55.000 m3.
2.3.Kondisi Fisik Candi Borobudur
Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas berundak dan bila dilihat dari atas, merupakan suatu bujur sangkar, tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk melainkan hanya bisa sampai pada terasnya.
Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat, yang setiap tingkat memiliki arti tersendiri. Dari 10 tingkatan ini, Candi Borobudur membagi alam semesta menjadi 3 bagian :
- Dunia Paling Bawah (Kamandhatu)
Sama dengan dunia hasrat dalam dunia manusia terikat pada hasrat, kemauan dan hawa nafsu.
Relief-relief ini terdapat pada kaki candi yang menggambarkan adegan-adegan kramawibangga, yaitu yang melukiskan hukum sebab akibat.
- Dunia yang Lebih Tinggi (Rupadhatu)
Sama dengan alam/ dunia, dalam alam ini manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian. Bagian ini terdapat pada lorong 1 – ke 4.
- Dunia yang Tertinggi (Arupadhatu)
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, yaitu terdapat pada dewa bagian ini terdapat pada teras bundar tingkat I, II, III besarta stupa induk.
2.4.Candi Borobudur Dalam Tinjauan Sejarah
Sesuai dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di Jawa Tengah pada khususnya, periode antara abad ke VIII – abad ke IX yang ditemukannya tulisan-tulisan singkat yang dipahat, dikenal sebagai abad emas. Wangsa Syailendra kejayaan ini ditandai dengan dibangunnya sejumlah candi-candi yang menggambarkan adanya semangat membangun yang luar biasa. Candi yang berada di lereng gunung kebanyakan berciri khas bangunan Hindu sedangkan yang berada di dataran rendah berciri khas bangunan Budha, tetapi ada juga yang berciri khas Hindu.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur dibangun oleh Wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena usahanya untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.
0 Response to "KARIL BAB II Peranan Wisatawan Dalam Menjaga Kelestarian Candi Borobudur"
Post a Comment