Contoh Makalah Teknik Berkomunikasi Secara Terampil

Contoh Makalah Teknik Berkomunikasi Secara Terampil

TEKNIK BERKOMUNIKASI


Seseorang dapat dikatakan terampil berkomunikasi apabila terampil berbicara, terampil membaca, terampil mendengarkan, dan terampil menulis.
Teknik berkomunikasi yang harus dikembangkan yaitu :
  1. Teknik berbicara dan bertanya efektif ;
  2. teknik mendengarkan secara aktif ;
  3. teknik membaca efektif ;
  4. teknik menulis efektif

ad. 1.  Teknik Berbicara Dan Bertanya Efektif
Untuk dapat melaksanakan berbicara secara aktif dan efektif, kita memerlukan prinsip teknik berbicara. Yang dimaksud dengan efektif itu adalah berbicara secara menarik dan jelas sehingga da[pat dimengerti dan mencapai tujuan yang diharapkan di dalam berkomunikasi.
Perkataan berbicara menurut ensiklopedia bahasa Indonesia “ bicara adalah proses mengeluarkan suara yang dapat dimengerti sebagai ungkapan pikiran atau perasaan yang dihasilkan oleh koordinasi antara pusat bicara di otak, pita suara yang bergetar karena dilalui udara dan alat – alat  yang mengadakan modifikasi suara atau membentuk artikulasi Y, I, mulut, hulu kerongkongan, langit – langit lunak dan bibir “. ( Hassab Shadily , DKK ensikopedia Indonesia I, Van hoewe, Jakarta, 1980 hal 465 ).

Dengan berbicara seseorang akan berusaha mengeluarkan pendapatnya, ide – ide, isi hati, serta pikiran yang terkandung di dalam jiwanya. Dengan berbicara orang akan mampu melahirkan gagasan di bidang ilmu pengetahuan, teknik, kebudayaan, dan lain sebagainya.
Berbicara aktif dan efektif adalah berbicara secara menarik, jelas, dapat dingerti dan mencapai tujuan di dalam berkomunikasi. Secara sederhana teknik berbicara di dalam komunikasi secara aktif dan efektif, sebagai berikut :
1.    memilih pokok persoalan untuk di bicarakan.
2.    berbicara diiringi dengan bantuan gerak – gerik.
3.    menyesuaikan situasi dengan lawan berbicara.
4.    menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik.
5.    menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan bicara.

A.   Prinsip Berbicara Efektif
Berbicara efektif itu prinsipnya adalah berbicara seperlunya, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Agar dapat berbicara dengan efektif kita perlu mengetahui prinsip – prinsipnya, diantaranya :
1.    memberi kesempatan berbicara kepada lawan bicara.
2.    menatap bergantian secara sopan.
3.    berbicara secara jelas, mengerti dan jangan berbisik.
4.    menghayati poko – pokok pembicaraan yang akan disampaikan.

B.   Prinsip Motivasi
Yang dimaksud dengan prinsip moyivasi adalah prinsip memberi dorongan untuk membangitkan minat bicara terhadap seseorang, kelompok, dan umum. Sedangkan prinsip motivasi yang efektif adalah berbicara secara efektif yang dapat membangkitkan minat  para pendengar.
        Berbicara dengan prinsip motivasi adalah sebagai berikut  :
1.    memberikan dorongan
yaitu dengan cara mengutarakan pentingnya bahan yang akan dibicarakan.
2.    menokohkan
3.    dorongan ingin mengetahui

C.   Prinsip Perhatian
   Prinsip perhatian ialah pemusatan pikiran pada suatu masalah atau objek tertentu. Agar paar pendengar mau mempertikan dengan baik, maka seorang pembicaar harus mampu menarik perhatian, diantaranya sebagai berikut :
1.    hal – hal yang aneh
Pada dasarnya orang tertarik pada hal – hal yang aneh


2.    Hal – hal yang lucu
Hal – hal yang lucu juga akan menarik perhatian.
3.    Hal – hal yang sekonyong – konyong terjadi
4.    Hal – hal yang mencolok (dominan)
5.    Hal – hal yang sesuai dengan kebutuhan
Oleh karena itu didalam bicara agar dapat menimbulkan perhatian, maka pokok pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kepentingan dan kebutuhannya
D.   Prinsip Keinderaan
Pembicaraan akan mudah di tangkap dan dimengerti oleh para pendengar, apabila dilaksanakan sedemikian rupa. Alat – alat peraga adalah merupakan alat bantu didalam pelaksanaan bicara dengan prinsip keinderaan.
Alat – alat peraga yang berhubungan dengan prinsip keinderaan itu adalah sebagai berikut:
1.    Over Head Projector (OHP)
OHP adalah proyektor yang dapat memantulkan tulisan atau gambar ke layar putih. Tulisan pada transparansi sebaiknya:
a.    Ringkasan dari uraian materi yang akan di bicarakan
b.    Bagan – bagannya
c.    Grafik
d.    Gambar – gambarnya
e.    Definisinya


2.    Film
Didalam memberikan ceramah dengan mempergunakan film yang penting adalah adanya diskusi dan mengambil kesimpulannya setelah film itu di putar.
3.    Tape recorder

E.   Prinsip Pengertian
Didalam prinsip pengertian, hendaknya pembicara memperhatikan hal – hal berikut ini :
·         Uraian dari keseluruhan menuju bagian – bagian, kembali keseluruhan
Penerapannya dalam praktek adalah mengutarakan pokok bahasan secara sistematis, setelah dijelaskan satu persatu pokok bahasannya.
·         Uraian pembicaraan sistematis dan logis
Sistematis artinya uraian pembicaraan selalu tidak menyimpang dari pokok bahasannya. Selain harus sistematis juga urutannya hatus logis. Maksudnya logis adalah uraian pokok bahasannya umum menuju yang khusus atau dari yang khusus menuju bahasan yang umum.
·         Membuat ungkapan – ungkapan yang konkrit
Ungkapan – ungkapan yang konkrit tersebut adalah sebagai berikut :

a.    Memberikan memo teknik ( caar untuk menghafal )
b.    Memberikan contohnya.
c.    Memberikan ilustrasi
d.    Memberikan suatu perbandingan
e.    Memberikan hal – hal  yang berlawanan

F.    Prinsip Ulangan
Persiapan di dalam penyajian pembicaraan dan penutupnya di dalam komunikasi lisan, sebagai berikut ;
1.    Persiapan penyajian dan penutup pembicaraan
a.    Persiapan
Persiapan dalam berbicara pada umumnya mencakup masalah :
·         Pengetahuan
·         Sistematinya  ( urutannya )
·         Tujuannya
·         Tempat dan waktunya
b.    Penyajian materinya
Didalam penyajian materi, hendaknya memuat tentang :
·         Pendahuluan
·         Isi pembicaraan
c.    Penutup pembicaraan
Berisi atau memuat tentang :
·         Ringkasan materi yang di bahas
·         Memberikan motivasi kembali kepada parapendengar / komunikan.
·         Memberikan harapan, saran – saran, ajakan, dan lain sebagainya.

2.    Sistematika penyajian dan Penutup pembicaraan
Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pendahuluan Pembicaraan
Agar pembicaraan lebih menarik dan lancar sebaiknya di dalam pendahuluan pembicaraan memuat hal – hal sebagai berikut :
a.    Motivasi yang menarik
b.    Mengutarakan topik secara umum
c.    Tujuan
d.    Ruang lingkup

Isi   Pembicaraan
Isi pembicaraan adalah merupakan badan atau batang tubuh suatu ceramah di dalam pembicaraan suatu masalah. Komunikator di dalam menguraikan isi dari suatu pembicaraannya hendaknya :
1.    lancar atau tidak ada gangguan
2.    harus menarik perhatian pendengar
3.    uraian harus jelas, mudah ditangkap, dimengerti dan dihayati
4.    uraiannya harus mengesankan dan menggunakan alat peraga
5.    pembahasannya harus tertuju atau terarah kepada tujuan

Penutup Pembicaraan
Pembicaraan yang baik adalah yang tepat waktunya artinya dapat ditutup sesuai dengan waktu yang telah disediakan.
Didalam penutup pembicaraan perlu dikemukakan hal – hal yang penting yaitu :
1.    Ada ringkasannya
2.    ada motivasi kembali
3.    ada saran pembicara kepada pendengar
4.    ucapan terima kasih dan minta maaf kepada para pendengar

3.    Alat Bantu Dalam Penyajian Pembicaraan
Didalam mempergunakan alat bantu, seperti alat – alatperaga, seorang pembicara terlebih dahulu  harus menyiapkan hal – hal berikut :
a.    gambar – gambar atau bagan – bagan yang ditulis pada karton manila.
b.    Alat – alat peraga yang nyata atau alat peraga yang sebenarnya
c.    Alat – alat peraga tiruan atau palsu
d.    Slide proyektor, film projektor, OHP, dll.
4.    Gaya Bahasa penyajian Dalam berbicara
Gaya berbicara itu adalah merupakan cara – cara penampilan diri di depan umum.
Secara lebih terperinci gaya bahasa itu adalah sebagai berikut :
a.    gerak – gerik
b.    pakaian
c.    sikap jiwa
d.    suara
e.    pandangan mata
f.     sikap badan

TEKNIK MEMBACA EFEKTIF
a.    melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis
b.    mengeja / melafalkan apa yang ditulis
c.    mengucapkan
d.    mengetahui
e.    menduga, memperhitungkan dan memahami

MANFAAT MEMBACA
a.    memperluas wawasan, pengetahuan, pengalaman.
b.    Mengetahui nilai – nilai kehidupan, baik nilai spiritual maupun nilai material dan teknologi.
c.    Lebih cepat dapat menerima anjuran untuk mengubah pola tingkah laku atau dapat segera menerima pembaharuan.
d.    Dapat mengenal Tuhan secara mendalam.
e.    Mengembangkan pola pikir
f.     Mengembangkan kemampuan menulis dan berbicara.

CARA MEMBACA YANG BAIK
a.    Pusatkan pikiran pada bahan bacaan
b.    Lampu penerang berasal dari sebelah kiri dengan sorot cahaya yang cukup.
c.    Bacalah keseluruhan isi bacaan, sambil tentukan inti atau pokok kalimat.
d.    Tulislah hal – hal yang penting atau pokok kalimatnya
e.    Ulangi lagi membaca bila maksud bacaan belum sepenuhnya difahami.
f.     Resapkan isi bacaan
g.    Uraikan isi bacaan berdasarkan pokok kalimat yang telah ditulis.

TEKNIK MENULIS EFEKTIF
            Penyebab  tidak  terorganisirnya komunikasi dengan baik, yaitu sebagai berikut :
a.    Bertele – tele
b.    Memasukkan bahan – bahan yang tidak relevan
c.    Menyajikan ide – ide secara tidak logis
d.    Informasi penting tidak terdapat dalam isi.


CARA MENULIS PESAN ATAU INFORMASI YANG EFEKTIF HARUS MEMPERHATIKAN HAL – HAL SEBAGAI BERIKUT :

a.    Subyek dan tujuan harus jelas
b.    Semua informasi harus berhubungan dengan subyek dan tujuan
c.    Gagasan harus dikelo,pokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d.    Semua informasi yang penting harus sudah ada

e.    Bahasa yang digunakan harus efektif ( jelas, singkat, tepat dan sesuai situasi komunikasi ).
PTK SD Contoh

PTK SD Contoh

PENINGKATAN
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM)
DENGAN TEKNIK
TRIFOKUS STEVE SNYDER

Oleh : Muhammad Sarwono

Abstrak. Kecepatan Etektif Membaca (KEM) siswa kelas 3 D SLTP 3 Patebon, Kendal masih rendah, yaitu 106 kpm. Angka ini masih jauh dari angka KEM ideal untuk siswa SLTP yaitu 250 kpm. Hal ini disebabkan antara lain belum diternukannya pendekatan/metode/teknik pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan, antara lain: (1) agar siswa dapat menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman untuk menangkap informasi bacaan, dan (2) agar siswa dapat meningkatkan KEM mereka.

Usaha pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Tri Fokus Steve Snyder. Pembelajaran tersebut dibagi dalam sejumlah kegiatan, yaitu; (1) pendahuluan, yang meliputi pemberian motivasi berkaitan dengan kegiatan membaca cepat dan pemahaman serta pengenalan (penjelasan) tentang teknik Tri Fokus Steve Snyder, (2) kegiatan inti, yaitu praktik membaca dengan teknik Tri Fokus Steve Snyder, dan (3) penutup, yaitu evaluasi atau pengukuran KEM siswa. 

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang menggunakan Teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata KEM siswa kelas 3 D meningkat dari 106,50 kpm pada pembelajaran pertama (tidak menggunakan teknik trifokus) menjadi 128,72 kpm pada pembelajaran kedua, dan (2) terjadi perubahan minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.


PENDAHULUAN 

Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992) yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa cenderung memberikan dampak negatife terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP secara nasional (Sitepu: 1999).
Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sekolah.
Rendahnya minat dan kemampuan membaca antara lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa pembelajaran membaca di sekolah belum maksimal, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Padahal kita mengetahui bahwa rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak listening skills), mahir berbicara (speaking skills), dan mahir menulis (writing skills) (Tarigan: 1994).
Penggunaan pendekatan, metode, dan teknik membaca yang tidak tepat diasumsikan merupakan salah satu faktor penentu kurang maksimalnya pencapaiaan tujuan membaca di sekolah. Selain itu, alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran masih sangat minim. Akibatnya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh guru untuk pelatihan membaca siswa cenderung diarahkan hanya membaca bacaan-bacaan pendek yang terdapat dalam buku paket. Pemahaman guru terhadap kiat-kiat pengembangan membaca yang baik juga disinyalir sangat kurang.
Demikian juga halnya yang terjadi pada siswa kelas 3 D SLTP 3 Patebon, Kendal, Jawa Tengah semester I tahun pembelajaran 2002/2003. Dari pengukuran awal diketahui bahwa KEM mereka masih rendah yaitu 106,50 kpm. Angka ini menurut Nurhadi masih jauh dari KEM ideal untuk siswa SLTP, yaitu 250 kpm.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan harus segara ditangani dengan sungguh-sungguh, simultan, dan terencana. Rendahnya KEM siswa akan memengaruhi rendahnya kemampuan mereka dalam menemukan isi bacaan yang dibaca. Hal tersebut akan berakibat pada turunnya minat baca mereka. Pada akhirnya gairah belajar dan prestasi akademik mereka menurun.

Ada dua faktor utama penyebab rendahnya KEM siswa. Pertama, faktor siswa yang terdiri atas: (1) faktor internal antara lain rendahnya minat dan motivasi membaca, penguasaan bahasa yang rendah, dan intelegensi siswa, dan (2) factor eksternal antara lain: keadaan sosial ekonomi siswa, lingkungan yang kurang kondusif untuk peningkatan kemahiran membaca. Kedua, factor guru antara lain: kemampuan guru dalam memotivasi siswa, dan kemampuan guru mengelola kelas untuk pembelajaran membaca masih kurang.

Teknik Tri Fokus Steve Snyder adalah teori mutakhir yang berkembang saat ini, cukup sederhana, mudah, dan praktis untuk melatih KEM siswa. Di samping itu, teknik ini masih jarang digunakan dalam pelatihan pembelajaran membaca padahal teknik ini sangat sederhana dan mudah. Oleh kerena itu, teknik ini dijadikan solusi terbaik untuk meningkatkan KEM siswa kelas 3D SLTP Negeri 3 Patebon Kabupaten Kendal.

Teknik Tri Fokus Steve Snyder merupakan teknik membaca yang terbilang baru. Teknik ini memiliki kelebihan sederhana, praktis, dan inivatif. Teknik ini disebut tri fokus karena mengajarkan pada para siswa untuk mengembangkan pelatihan peripheral mereka dengan latihan "tri fokus", Maksudnya titik konsentrasi pandangan mata terpusat tiga focus (tiga bagian) setiap barisnya. Sebagian dipusatkan di sebelah kiri, sebagian tengah.dan sebagian kanan.

Periferal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 (1999 : 858) berarti proses melihat tidak mengenai pokoknya. Dalam kaitan ini dapat diartikan bahwa pandangan periferal saat membaca maksudnya ketika kita membaca titik fokus pandangan mata kita tidak tertuju pada satu demi satu kata secara terpisah. Namun satu focus mewakili satu bagian baik yang berupa kelompok kata (frase), klausa, atau bagian berdasarkan penjedaan.

Dalam membaca, pelihatan periferal yang lebih luas berarti adalah kemampuan untuk menerima informasi lebih banyak dalam satu waktu. Kita membaca lebih cepat jika kita memahami satu frasa dalam sekali pandang. Oleh karena itu pelihatan periferal harus dilatih dan ditingkatkan agar lebih luas dan tajam (De Porter 2000 : 270-274).
Berdasarkan hal tersebut di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah "Apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa 3D SLTP 3 Patebon pada semester I tahun pelajaran 2002/2003. Adapun tujuan penelitian makalah ini adalah agar siswa memiliki kecepatan efektif membaca yang memadai dan menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman (kritis) untuk menangkap informasi dari bacaan dengan cepat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti:
Bagi siswa yang memiliki kecepatan efektif membaca rendah dapat mengetahui kelemahannya dalam membaca cepat dan dapat mengubahnya menjadi kekuatan dalam meningkatkan KEM. Bagi guru agar mengetahui teknik pembelajaran membaca yang sederhana, mudah dan praktis tapi mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.


METODE PEMECAHAN MASALAH


Untuk menjawab apakah teknik Tri Fokus Steve Snyder mampu meningkatkan KEM siswa? Berikut ini adalah perlakuan pembelajaran sebelum dan sesudah penggunaan teknik Tri Fokus Steve Snyder.

Pertemuan pertama


Pada perternuan pertama, KEM siswa diukur dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap: 

1. Pendahuluan, meliputi: menyiapkan bahan bacaan, menyiapkan alat evaluasi, dan menyampaikan informasi model kepada siswa tentang KEM. 
2. Kegiatan inti, meliputi: siswa membaca wacana dan mencatat waktunya, siswa menjawab soal yang berkait dengan wacana (berupa sepuluh soal pilihan ganda dengan empat jawaban) tanpa membaca wacana. 
3. Penutup, yaitu: siswa bersama guru menghitung KEM yang dicapai. 

Pertemuan kedua 

Pada pertemuan kedua penulis mengadakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan teknik Tri Fokus Steve Snyder. Pembelajaran dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 

TAHAP PRA PEMBELAJARAN; 

Pada tahap ini penulis mengadakan persiapan antara lain: membuat rencana pembelajaran, menyiapkan alat-alat implementasi tindakan, menyiapkan bacaan serta alat evatuasi. 

TAHAP PEMBELAJARAN: 

Pendahuluan: 

a. Siswa diajak berbincang tentang KEM hingga terjadi persepsi yang benar.
b. Siswa diberi motivasi agar tumbuh gairah untuk mengubah diri berkaitan dengan KEM mereka.

Motivasi pertama yang diberikan antara lain dengan menyodorkan kepada mereka dan menvakinkan mereka kalimat-kalimat ini:
a. Aku sadar membaca itu mudah.
b. Aku pembaca cepat.
c. Aku mampu membaca cepat dan paham.

Siswa diminta membaca kalimat-kalimat tersebut dalam hati dan menghayati, kemudian menjadikan kalimat-kalimat tersebut sebagai keyakinan awal sebelum membaca. Kegiatan ini penulis sebut dengan pembelajaran sugestif.

Kemudian disampaikan beberapa hal berkait dengan persiapan sebelum membaca. Persiapan ini lebih bersifat teknik ekstemal. Namun demikian, kondisi eksternal ini sangat berpengaruh pada saat siswa membaca. Jika kondisi dan sikap fisik tidak nyaman dan lingkungan penuh gangguan niscaya kemampuan siswa dalam membaca tidak maksimal.

Siswa diminta melakukan persiapan sebelum membaca sebagai berikut:

1) Minimalkan gangguan 
2) Duduklah dengan sikap tegak 
3) Lihat sekilas seluruh wacana 


Kegiatan inti 

a. Siswa dikenalkan dan dilatih pengembangan periferal yang merupakan inti dari teknik trifokus. Latihan ini berupa tes sederhana yaitu : 

1) Lihatlah secara langsung sebuah objek! 
2) Rentangkan kedua lengan kalian dengan jari telunjuk mengarah ke atas! 
3) Gerakan lengan kalian ke dalam secara perlahan-lahan hingga kalian melihat jari-jari tadi. 
4) Perhatikan cakupan pelihatan mata kalian ketika melihat lurus ke depan! 

b. Setelah latihan tersebut, siswa diberi lembaran yang berisi simbol-simbol Tri Fokus Steve Snyder seperti Gambar 1. Untuk membaca simbol-simbol tersebut siswa hanya memperhatikan bagian kiri dengan fokus pada bintang, sebagian tengah, dan sebagian yang kanan. Hal ini dilakukan berulang-ulang beberapa menit. Pada saat mata berpindah dari satu bintang ke bintang yang lain siswa diminta menghitung dalam hati secara berirama 1,2,3; 1,2,3. Inilah latihan trifokus. 

------*----- -----*----- -----*------ 

------*----- -----*----- -----*------ 

------*----- -----*----- -----*------ 

------*----- -----*----- -----*------ 

------*----- -----*----- -----*------ 

------*----- -----*----- -----*------

c. Siswa diarahkan menggunakan konsep tersebut untuk membaca sesungguhnya. Bacaan yang digunakan berjudul "Sentra Kedelai Masih Terpusat di Jawa". Bintang (imajiner) merupakan fokus, sedangkan garis-garis merupakan kata-kata dalam kalimat. Setelah selesai membaca, siswa menghitung waktu yang digunakan kemudian bacaan dikumpulkan. Sebagai akhir pembelajaran siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dangan bacaan tanpa melihat teks bacaan. Soal yang dikerjakan berjumlah sepuluh nomor dengan empat pilihan ganda. Sebagai akhir kegiatan pembelajaran siswa mengoreksi hasil tes yang telah dikerjakan. Setelah itu, siswa menghitung sendiri KEM mereka dengan menggunakan rumus yang telah disampaikan.


HASIL PENELITIAN

Pertemuan Pertama 
Hasil kegiatan pertemuan pertama diketahui bahwa: 

1. Siswa tampak biasa-biasa saja dalam mengikuti pembelajaran membaca. 
2. Karena berulang-ulang mengalami kegiatan membaca dengan model pembelajaran yang sama siswa tampak kurang bergairah. 
3. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa rata-rata KEM siswa 106,50 kpm. 

Pertemuan Kedua 
Pada pertemuan kedua terjadi perubahan antara lain: 

1. Siswa tampak memiliki motivasi lebih tinggi 
2. Siswa lebih bergairah mengikuti pembelajaran 
3. Terjadi peningkatan KEM, yaitu 128,72 kpm. 


PEMBAHASAN 

Sebelum pembelajaran kedua dilakukan rata-rata KEM siswa 3D adalah 106,50 kpm dengan KEM tertinggi 203,30 kpm dan KEM terendah 41,85 kpm. KEM di atas 110,00 berjumlah 17 siswa. Setelah proses pembelajaran kedua bertangsung terjadi peningkatan rata-rata KEM siswa kelas 3D menjadi 128,72 kpm, ini berarti ada perubahan yang cukup berarti. KEM tertinggi 218,77 kpm dan terendah 81,55 kpm, KEM di atas 110,00 kpm berjumlah 37 siswa.
Perubahan juga semakin tampak pada siswa. Terbukti dari empat puluh siswa 37 siswa (92,5%) mengatakan mulai terbiasa dan senang dengan membaca cepat. Guru juga dapat lebih memahami prinsip-prinsip Teknik Tri Fokus Steve Snyder sehingga lebih mampu menciptakan suasana pembelajaran membaca yang cukup kondusif.
KEM siswa sebesar 128,72 kpm pada pembelajaran kedua memang belum sampai pada angka ideal, tetapi hasil ini menunjukan bahwa teknik Tri Fokus Steve Snyder cukup etektif untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca siswa kelas 3D SLTP Patebon tanpa mengesampingkan beberapa kelemahan yang ada.

SIMPULAN 

Hasil pembelajaran dapat disimpulkan: 

1. Rata-rata KEM siswa kelas 3D meningkat dari 106,50 kpm menjadi 128,72 kpm. 
2. Teknik Tri Fokus Steve Snyder menumbuhkan motivasi dan kreativitas membaca siswa. 
3. Teknik Tri Fokus berpengaruh terhadap cara dan gaya guru mengajar. 


DAFTAR PUSTAKA 

1. De Porter, B dan Hemacki, M. 2000. Quantum teaming: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa. 
2. Harjasujana A. S.dan Yetimulyati. 1966. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud. 
3. Redway, K. M. 2000.Membaca cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo. 
4. Sitepu, B. R 2002. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21. 
5. Tarigan, H. G. 1994. Membaca sebagai suafu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. 
6. Tim Pelatih Proyek PGSM Propinsi Jawa Tengah 1999/2000. Peneiltian tindakan kelas (clasroom action reseach) bahan penelitian dosen LPTK dan guru sekolah menengah. Proyek PPG Dirjend Dikti Depdikbud. 
7. Yulaelawati, EII.''Mahir mambaca kuasai informasi" Buietin Pusat Perbukuan N. (Januari 2000 ) 21 -24.