Bagaimana cara meneliti dalam PTK ?
•
Diawali dengan mengambil masalah
nyata yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan tupoksi
•
Untuk guru masalah yang dipecahkan
masalah siswanya
•
Dapat tentang proses pembelajaran
maupun tentang hasil belajar
•
Proses pembelajaran, misal:
keberanian bertanya, keberanian menjawab pertanyaan, keaktifan dalam
pembelajaran, kreativitas belajar, motivasi belajar, dsb
•
Hasil belajar: kemampuan menulis…,
keterampilan …., kompetensi…, prestasi lompat tinggi, hasil belajar…, dsb
•
Masalah yang dipecahkan dapat satu
masalah atau lebih
•
Ciri
masalah mengandung variabel
•
Variabel: sesuatu yang dapat berubah-ubah
•
Variabel masalah siswa yang akan
dipecahkan merupakan variabel masalah/variabel terikat (umumnya disimbolkan Y)
•
Masalah yang dihadapi siswa perlu
dipecahkan guru melalui tindakan
•
Variabel tindakan guru umumnya dikatakan
variabel bebas/ variabel tindakan ( disimbolkan X)
•
Variabel tindakan guru, dapat berupa:
tindakan dalam pembelajaran seperti: penggunaan pendekatan, strategi, model,
metode, teknik, media, alat peraga.
•
Tindakan
guru dapat satu tindakan atau lebih
Judul yang sesuai
untuk PTK:
o Upaya peningkatan Y1 dan Y2 melalui X1 bagi
siswa kelas…SD/SMP/…pada semester… tahun…
o Peningkatan Y melalui X bagi ….
o
Optimalisasi Y melalui X bagi…
o
Penggunaan X untuk meningkatkan Y bagi..
o
Meningkatkan Y melalui X bagi ….
o
Melalui X untuk meningkatkan Y bagi ….
o Upaya mengatasi rendahnya Y melalui X
PROGRAM PKP
50% NILAI PRAKTEK
(PERBAIKAN PEMBELAJARAN – RPPP)
50% NILAI LAPORAN PKP
(LAPORAN PERBAIKAN)
PERBAIKAN PEMBELAJARAN:
PGSD: 1 MAPEL (EKSAK /
NONEKSAK)
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKP PGSD – PAUD
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Validitas Data
F. Analisis Data
G. Prosedur Penelitian
BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Kondisi Awal
1.
Deskripsi hasil belajar
2.
Deskripsi proses pembelajaran
B.
Deskripsi
Hasil Siklus I
1.
Perencanaan Tindakan
2.
Pelaksanaan
Tindakan
3.
Hasil
Pengamatan
a.
Hasil
Belajar
b.
Proses Pembelajaran
4.
Refleksi
C.
Deskripsi
Hasil Siklus II
1.
Perencanaan Tindakan
2.
Pelaksanaan
Tindakan
3.
Hasil
Pengamatan
a.
Hasil
Belajar
b.
Proses Pembelajaran
4.
Refleksi
D. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V:
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
JUDUL PENELITIAN
Memuat tentang: masalah, tindakan, hasil
yang diharap, dan lokasi yang diteliti
Singkat, spesifik, jelas, dan mengorak pesona
Berupa frase (maksimal 20 kata)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG BANGUN RUANG DENGAN ALAT PERAGA KONKRET PADA SISWA KELAS V SD X
BUKAN… MENINGKATKAN HASIL…
BAB I :
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Memuat fakta masalah :
Ø
uraian
tentang mengapa Anda melakukan penelitian ini. Misalnya,
Anda merasa risau karena akhir-akhir ini hasil belajar siswa Anda dalam mata
pelajaran tertentu merosot. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak terhadap
kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Ø Menulis kenyataan yang ada (kondisi awal)
kenyataan yang ada, perlu
didukung oleh data/ fakta
Kondisi awal yaitu kondisi
sebelum dilakukan penelitian tindakan.
Kondisi awal yang diteliti (siswa): Y rendah, diuraikan berdasarkan fakta rendahnya itu dibuktikan dari mana,
berapa rata-rata nilai ulangan harian kondisi awal dsb.
Kondisi awal peneliti (guru): Sebelum penelitian dilakukan belum X, berdasarkan fakta bila belum menggunakan X, menggunakan cara apa.
Ø
Menulis harapan yang dituju (kondisi akhir), yaitu kondisi setelah
dilakukan penelitian. Dapat berupa kondisi akhir yang diteliti maupun kondisi akhir peneliti.
Kondisi akhir yang
diteliti (siswa), meningkatnya Y. Berapa nilai
rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian, mengapa perlu
ditingkatkan.
Kondisi akhir
peneliti (guru), memperbaiki proses pembelajaran dengan memanfaatkan/ menerapkan X
Ø Menulis masalah : kesenjangan antara kenyataan dan harapan
Adanya kesenjangan antara
harapan (kondisi akhir) dengan kenyataan (kondisi awal)
Masalah siswa/subjek yang diteliti: kenyataan(kondisi awal) Y rendah,
harapan (kondisi akhir) Y meningkat
Masalah guru/peneliti:kondisi
awal belum X, harapan (kondisi akhirnya) sudah X
Ø Anda dapat menyajikan proses identifikasi masalah , mulai dari munculnya
kerisauan, data-data yang mendukung adanya kerisauan/masalah, termasuk siapa
yang membantu Anda dalam mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah (datalah masalah-masalah yang mungkin muncul
dari siswa)
Ø
Hasil
belajar siswa rendah
Ø
Aktivitas
siswa dalam pembelajaran rendah
Ø Siswa kurang respon terhadap penjelasan guru
Ø
Siswa
sulit bekerja dalam kelompok
Ø Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah
Analisis masalah (analisislah
masalah-masalah yang muncul dari pihak guru)
Ø
Guru
menyajikan pembelajaran secara konvensional
Ø Guru menggunakan metode mengajar secara monoton/ kurang bervariasi
Ø Guru menyajikan pembelajaran dengan bahasa yang kurang komunikatif
Ø Guru tidak terbiasa melatih anak bekerja dalam kelompok
Ø Guru belum menggunakan alat peraga agar pembelajaran lebih konkret
Perlu adanya solusi
Ø
Agar
permasalahan dapat dipecahkan, maka peneliti atau guru perlu melakukan tindakan
yaitu melakukan X (minimal 2 tindakan) agar dapat
meningkatkan Y ( ciri dalam penelitian tindakan kelas harus ada tindakan)
Ø
Contoh tindakan lain: Tindakan 1
mendengarkan melalui suara kaset (tanpa ada gambar), tindakan 2 mendengarkan
audio video( dengan gambar).
Ø
Menulis
cara pemecahan masalah/solusi:
Perlu adanya tindakan yang dilakukan peneliti Tindakannya
menerapkan X (min. 2 tindakan)
Tindakan 1 menerapkan X
berkelompok (X1)
Tindakan 2 menerapkan X
berpasangan(X2)
Tindakan 1 dan 2 untuk meningkatkan Y
- Rumusan Masalah
Menggambarkan permasalahan dan tindakannya
secara jelas dan benar (berkaitan dengan latar belakang masalah)
Umumnya berbentuk kalimat tanya
Contoh Penulisan Rumusan
Masalah pada PTK
•
Apakah melalui pemanfaatan alat peraga(X) dapat meningkatkan proses belajar(Y1) matematika bagi …. ?
•
Apakah melalui pemanfaatan alat peraga (X) dapat meningkatkan hasil belajar(Y2) matematika bagi …. ?
•
Dapat juga:
•
Bisakah Y ditingkatkan melalui X bagi... ?
•
Bagaimana
cara membuat penjelasan menjadi lebih mudah dipahami , mengaktifkan siswa, dan
menggunakan alat peraga, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam
pelajaran IPS?
- Tujuan Penelitian
Jelas, logis, dan bermakna
Memuat tujuan umum dan tujuan khusus
Memperbaiki proses pembelajaran (guru) dan
hasil belajar (siswa) – khususnya dalam penggunaan alat peraga
- Tujuan Umum .
Untuk meningkatkan Y1 (
secara umum )
Untuk meningkatkan Y2 (
secara umum )
Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa ….
(belum menyebutkan kelas berapa dan waktunya kapan)
- Tujuan Khusus :
Untuk meningkatkan Y1
melalui X ( secara khusus).
Untuk meningkatkan Y2 melalui X ( secara
khusus).
Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pemanfaatan alat peraga bagi siswa kelas … SD/SMP… pada
semester …. tahun …..
- Manfaat Penelitian
Berkontribusi nyata terhadap pembelajaran
dan hasil belajar siswa
Memuat manfaat ilmiah/ teoritis dan manfaat
praktis (pengalaman) – bagi guru dan siswa
Memuat dampak positif bagi kredibilitas
sekolah
- Manfaat Teoritis :
Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang Y melalui X bagi siswa
…
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya .
2.
Manfaat Praktis, dirinci :
Manfaat bagi siswa
Manfat bagi guru
Manfaat bagi sekolah
Manfaat bagi perpustakaan
sekolah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
·
Teori-teori
yang diambil harus relevan dengan:
1. permasalahan dilihat dari isinya
2. variabel yang diteliti dilihat dari
judul/sub judul yang ditulis pada kajian teori.
·
Diambil
dari teori-teori yang terbaru
·
Diambil
dari berbagai aliran
·
Contoh
Judul Penelitian :
“UPAYA PENINGKATAN kemampuan menulis huruf arab bersambung MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA Kartu huruf Hijaiyah bersambung BAGI SISWA KELAS …. SD .… PADA SEMESTER …. TAHUN ….”
Variabel yang diteliti:
•
Y: kemampuan menulis huruf arab
bersambung
•
X: Pemanfaatan Alat Peraga Kartu huruf Hijaiyah.bersambung
·
Untuk memudahkan pada contoh di atas, karena
terdapat dua variabel maka dapat ditulis dua judul pada kajian teori
A. Kajian Teori
1.
Kemampuan menulis huruf arab
bersambung dalam pelajaran PAI( variabel Y)
a. Hakikat Pendidikan Agama islam
b. Hakikat menulis
c. Kemampuan menulis huruf arab
d. Kemampuan menulis huruf arab bersambung
2.
Pemanfaatan Alat Peraga Kartu huruf Hijaiyah.bersambung (variabel X)
a.
Hakekat
alat peraga
b.
Kartu
huruf hijaiyah bersambung
c.
Pemanfaatan
alat peraga kartu huruf arab bersambung
B.
Kerangka
Berpikir
•
X1: pemanfaatan alat peraga kartu huruf hijaiyah bersambung secara kelompok
besar
•
X2: pemanfaatan alat peraga kartu huruf
hijaiyah bersambung secara kelompok kecil
Deskripsi kerangka berpikir
•
Kondisi
awal: Guru belum menerapkan alat peraga
kartu huruf Hijaiyah bersambung, maka hasil belajar siswa masih rendah.
•
Supaya
hasil belajar siswa meningkat, guru perlu melaksanakan tindakan dengan menerapkan alat peraga kartu huruf Hijaiyah bersambung
•
Siklus 1:
Guru menerapkan penggunaan alat peraga kartu huruf hijaiyah bersambung secara
kelompok besar
•
Siklus 2:
Guru menerapkan penggunaan alat peraga kartu huruf hijaiyah bersambung secara
kelompok kecil
•
Dari
siklus 1 ke siklus 2, diharapkan kemampuan menulis huruf arab bersambung melalui pemanfaatan alat peraga kartu huruf Hijaiyah bersambung meningkat
•
Kondisi
akhir: Diduga melalui penggunaan alat peraga kartu huruf hijaiyah
bersambung dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf arab bersambung
C. Hipotesis Tindakan
·
RM : Apakah melalui X dapat
meningkatkan Y?
·
Judul : Upaya peningkatan Y melalui X
·
Hipotesis
: Melalui X dapat meningkatkan Y
·
Untuk
menulis hipotesis dengan mudah: (1) menyalin klimak kerangka berpikir dengan menghilangkan kata “diduga”, atau
menyalin rumusan masalah, dengan menghilangkan kata “ apakah “dan “ ? “
•
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas, diajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut: Melalui x dapat meningkatkan y bagi siswa ….
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
o Merupakan kondisi akhir atau target yang diharapkan/
dicapai.
o Didasarkan pada pengalaman yang lalu dan
hasil yang diperoleh pada saat
melakukan tindakan.
o Perlu pertimbangan untuk menetapkan indikator kinerja (jangan terlalu tinggi
maupun terlalu rendah)
Misalnya biasanya nilai rata-rata ulangan harian 52, indikator kinerjanya menjadi 54 atau 55 (jangan
menjadi 88 atau 90)
Siswa dikatakan berhasil secara individu jika sudah meraih nilai ….
Siswa dikatakan telah berhasil secara klasikal jika …% siswa telah
memperoleh nilai sesuai batas tuntas yang telah ditetapkan melalui KKM
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
a. Kapan
penelitian itu dilakukan, dapat diuraikan
dari persiapan penyusunan proposal,
penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian.
(selain dalam bentuk uraian , pembagian waktu dapat juga disajikan dalam bentuk tabel)
Tabel 1
Alokasi Waktu Penelitian
No
|
Uraian kegiatan
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agt
|
Sept
|
Okt
|
01
|
Menyusun Proposal PTK
|
vv
|
|
|
|
|
|
02
|
Menyusun Instrumen Penelitian
|
vv
|
|
|
|
|
|
03
|
Pengumpulan Data dengan
melakukan tindakan:
a.
Siklus 1
b.
Siklus 2
|
|
vvv
v
|
vv
|
|
|
|
04
|
Analisis Data
|
|
|
vv
|
vv
|
|
|
05
|
Pembahasan/Diskusi
|
|
|
|
vv
|
|
|
06
|
Meyusun laporan Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
vvvv
|
v
|
b.Beri alasan mengapa pengumpulan
data/ pelaksanaan tindakan
dilakukan pada waktu itu (pengumpulan
data dengan cara melakukan tindakan tidak dapat dilakukan pada waktu libur
sekolah)
2. Tempat Penelitian
a. Di mana penelitian itu dilakukan, sekolah mana, program apa, kelas berapa, dsb.
b. Beri alasan mengapa penelitian dilakukan
pada tempat itu
B. Subjek Penelitian
o Guru sebagai peneliti, subjeknya siswa
Kepala sekolah sebagai peneliti subyeknya guru ( karena Kepsek juga
guru, maka dapat juga subyeknya siswa)
o Pengawas Sekolah sebagai peneliti, subyeknya guru atau Kepsek.
C. Data dan Sumber Data
Sumber
data dapat berasal dari subjek
penelitian dan dari bukan subjek.
Sumber
data dari subjek penelitian merupakan
sumber data primer
(
misalnya nilai ulangan harian )
Sumber data dari selain subjek penelitian merupakan sumber data sekunder
(misalnya data hasil pengamatan yang
dilakukan oleh teman sejawat)
D. Teknik Pengumpulan Data
1.
Teknik
pengumpulan data, dapat berbentuk teknik
tes maupun non tes.
a. Tes: (tertulis, lisan, perbuatan).
b. Non tes: ( wawancara, pengamatan, chek list, dst ….)
(Teknik
mana yang digunakan, dapat lebih dari satu teknik)
2.
Alat
pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan:
a. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes
b. Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar
observasi, pedoman dan
lembar wawancara, dll)
E. Validitas Data
Validasi
diperlukan agar diperoleh data yang valid.
Validitas
yang digunakan perlu sesuai dengan data yang dikumpulkan.
Untuk
data kuantitatif ( berbentuk angka) umumnya yang divalidasi instrumennya.
Diperlukan
kisi-kisi agar terpenuhinya validitas teoretik, khususnya content validity.
Data
kualitatif (misalnya observasi, wawancara), dapat divalidasi melalui
triangulasi:
a. Triangulasi
sumber, data berasal dari beberapa
sumber. (melalui kolaborasi dengan teman sejawat)
b. Triangulasi metode, data berasal dari beberapa metode. (dengan menggunakan beberapa teknik/alat pengumpulan data)
F. Analisis Data
Analisis yang digunakan sesuai dengan metode dan jenis data ydikumpulkan.
Pada PTK data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.
Pada
PTK tidak menggunakan uji statistik, tetapi
dengan deskriptif.
Data kuantitatif menggunakan analisis
diskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil belajar
kondisi awal, hasil belajar setelah
siklus 1 dan hasil belajar setelah siklus 2.Kemudian direfleksi.
Data kualitatif hasil pengamatan maupun
wawancara menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus, dengan membandingkan proses
pembelajaran kondisi awal dan siklus 1, membandingkan proses pembelajaran
siklus 1 dan siklus 2, serta membandingkan proses pembelajaran kondisi awal dan
kondisi akhir.
G. Prosedur Penelitian
Merupakan
langkah-langkah yang harus dilalui
peneliti.
Langkah
pertama menentukan metode yang
digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas.
Langkah
selanjutnya menentukan banyaknya
tindakan yang dilakukan dalam siklus, minimal dua siklus.
Langkah
selanjutnya menentukan tahapan – tahapan dalam siklus, terdiri dari 4 tahapan yaitu: Perencanaan, Tindakan, Pengamatan,Refleaksi
Dijelaskan
secara singkat tiap tahapan pada setiap
siklus.
Siklus 1
a.Perencanaan tindakan. ( apersepsi,
kegiatan inti, penutup)
b. Pelaksanaan Tindakan (Tindakannya apa
yang dilakukan pada siklus 1)
c. Pengamatan. Apa yang diobservasi/
diamati, siapa yang diamati, kapan
pengamatan dilakukan, apa hasil yang akan diperoleh dari observasi dsb
(pengamatan proses pembelajaran dan pengamatan hasil belajar)
d.Refleksi. Bagaimana cara
merefleksi, apa yang direfleksi ( baik merefleksi proses pembelajaran dan hasil
belajar)
. Siklus 2
a. Perencanaan: apersepsi, kegiatan inti,
penutup
b. Tindakan apa yang dilakukan
c. Apa yang diobservasi/ diamati, siapa yang
diamati, kapan pengamatan dilakukan , apa hasil yang akan diperoleh dari
observasi dsb
d. Bagaimana cara merefleksi
BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Kondisi Awal
1.
Deskripsi hasil belajar
Dideskripsikan semua hasil
pengamatan dari kondisi awal
Deskripsi dapat disajikan pula dalam bentuk
tabel/ daftar, maupun dalam bentuk grafik/ diagram
Tabel
Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Uh 1
|
01
|
Nilai terendah
|
37
|
02
|
Nilai tertinggi
|
78
|
03
|
Nilai Rerata
|
46
|
04
|
Rentang Nilai
|
41
|
2. Deskripsi
proses pembelajaran
•
Mengacu pada kondisi awal yang
telah diuraikan pada lata belakang masalah
•
Ditambah gambar/foto keadaan kondisi awal
B.
Deskripsi
Hasil Siklus I
1.
Perencanaan Tindakan
·
Apa
pendahuluan/ pembukaan/ apersepsinya.
·
Dideskripsikan
kegiatan inti dalam perencanaan tindakan.
·
Dideskripsikan
kegiatan apa yang dilakukan pada penutup
2.
Pelaksanaan Tindakan
Dideskripsikan pelaksanaan tindakan pada
siklus I, apa tindakan yang dilakukan, siapa yang melakukan tindakan, dengan
menggunakan apa tindakan agar berlangsung dsb. Bila memungkinkan dapat dimuat
foto kegiatan saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
3.
Hasil Pengamatan
a. Hasil
belajar
Hasil pengamatan pada hasil pembelajaran
pada umumnya berbentuk nilai (nilai ulangan harian)
Tabel 3
Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 1
No
|
Uraian
|
Uh 1
|
01
|
Nilai terendah
|
47
|
02
|
Nilai tertinggi
|
81
|
03
|
Nilai Rerata
|
60
|
04
|
Rentang Nilai
|
34
|
b. Proses pembelajaran
Hasil pengamatan pada proses pembelajaran
dapat berupa nilai/angka maupun bukan.
• Hasil pengamatan ditulis apa adanya, belum
ada refleksi maupun kesimpulan
• Dapat disajikan dalam bentuk daftar atau
tabel, maupun dalam bentuk grafik/ diagram
Hasil pengamatan secara lengkap disajikan
dalam lampiran
4.
Refleksi
• Refleksi didasarkan pada hasil observasi
• Sudah diperoleh kesimpulan sementara
• Dapat juga membandingkan antara kondisi
awal dengan hasil yang diperoleh pada siklus I
No
|
Uraian
|
Kondisi Awal
|
Siklus 1
|
|
01
|
Tindakan
|
Dalam Pembelajaran
Matematika belum memanfaatkan alat peraga
|
Dalam Pembelajaran
Matematika sudah memanfaatkan alat peraga secara kelompok besar, tiap kelompok terdiri dari 7 atau 8 siswa
|
|
No
|
Uraian
|
Kondisi Awal
|
Siklus 1
|
Refleksi
|
02
|
Proses pembelajaran
|
Masih banyak siswa yang
pasif, masih ada siswa yang mengantuk, kreaktivitas siswa dalam belajar masih
rendah
|
Siswa yang pasif dalam
pembelajaran makin berkurang, masih ada siswa yang mengantuk tetapi berkurang, kreaktivitas siswa dalam belajar nampak
antosias.
|
Terdapat peningkatan
keaktifan siswa dalam pembelajaran, dapat mengurangi siswa yang mengantuk,
kreativitas siswa dalam mengerjakan soal meningkat
|
No
|
Uraian
|
Kondisi Awal
|
Siklus 1
|
Refleksi
|
03
|
Hasil Belajar
|
Ulangan Harian pada kondisi
awal:
Nilai terendah 40.
Nilai Tertinggi 81
Nilai rerata 47
|
Ulangan Harian pada Siklus 1:
Nilai terendah 47.
Nilai Tertinggi 78
Nilai rerata 60
|
Diskriptif Komparatif: Nilai
terendah meningkat sebesar 18 persen dari 40 menjadi 47.
Nilai tertinggi turun sebesar 4
persen dari 81 menjadi 78.
Nilai rata-rata meningkat
sebesar 29 persen dari 47 menjadi 60
Refleksi: …….(simpulan, ulasan,
action plan,...)
|
|
|
|
|
|
C.
Deskripsi
Hasil Siklus II ( seperti siklus I)
1.
Perencanaan Tindakan
• Apa pendahuluan/ pembukaan/ apersepsinya.
• Dideskripsikan kegiatan inti dalam
perencanaan tindakan.
• Dideskripsikan kegiatan apa yang dilakukan
pada penutup
2.
Pelaksanaan Tindakan
•Dideskripsikan pelaksanaan tindakan pada
siklus 2, apa tindakan yang dilakukan, siapa yang melakukan tindakan, dengan
menggunakan apa tindakan agar berlangsung dsb. Bila memungkinkan dapat dimuat
foto kegiatan saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
•Pelaksanaan apersepsi/ pembuka
§
Pelaksanaan
Inti dalam pengumpulan data, dapat dilampirkan foto kegiatan saat pelaksanaan
tindakan berlangsung.
•Pelaksanaan penutup, misalnya diakhiri
dengan ulangan harian/ tes.
• Pelaksanaan pada umumnya tidak menyimpang
jauh dengan perencanaan
3.
Hasil Pengamatan
a.
Hasil belajar
b.
Proses pembelajaran
4.
Refleksi
•Refleksi didasarkan pada hasil observasi
•Sudah diperoleh kesimpulan sementara
•Dapat juga membandingkan nilai ulangan
harian siklus 1 dengan hasil yang
diperoleh pada siklus 2
No
|
Uraian
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|
01
|
Tindakan
|
Dalam Pembelajaran
Matematika sudah memanfaatkan alat peraga secara kelompok besar, tiap kelompok terdiri dari 7 atau 8 siswa
|
Dalam Pembelajaran
Matematika sudah memanfaatkan alat peraga secara kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 3 atau 4 siswa
|
|
No
|
Uraian
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Refleksi
|
02
|
Proses pembelajaran
|
Siswa yang pasif dalam
pembelajaran makin berkurang, masih ada 3 siswa yang mengantuk tetapi
berkurang, kreaktivitas siswa dalam belajar nampak antosias.
|
Siswa aktif dalam
pembelajaran, masih ada 1 siswa yang mengantuk, kreaktivitas siswa dalam
belajar nampak antosias dan kratif.
|
Terdapat peningkatan
keaktivan siswa dalam pembelajaran, dapat mengurangi siswa yang mengantuk,
|
No
|
Uraian
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Refleksi
|
03
|
Hasil Belajar
|
Ulangan Harian pada
Siklus 1::
Nilai terendah 47
Nilai Tertinggi 78
Nilai rerata 60
|
Ulangan Harian pada
Siklus 2:
Nilai terendah 44.
Nilai Tertinggi 80
Nilai rerata 52
|
Nilai terendah turun
sebesar 6 persen dari 47 menjadi 44.
Nilai ttertinggi
meningkat sebesar 3 persen dari 78 menjadi 80.
Nilai rata-rata turun
sebesar 7 persen dari 60 menjadi 52 karena materi pada siklus 2 lebih sulit
dari pada siklus 1
|
D.
Pembahasan
/ diskusi
•
Dapat
dibahas mengenai pelaksanaan tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus –siklus selanjutnya.
•
Dibahas
hasil observasi/ pengamatan kondisi awal, siklus I dan siklus -siklus
selanjutnya.
•
Dibahas
hasil refleksi kondisi awal, siklus I dan siklus-siklus selanjutnta.
1.
Tindakan
No
|
Kondisi awal
|
Siklus 1
|
Siklus 2/ kondisi akhir
|
|
01
|
Dalam pembelajaran guru belum memanfaatkan alat peraga
|
Dalam Pembelajaran
Matematika guru sudah memanfaatkan alat peraga secara kelompok besar, tiap kelompok terdiri
dari 7 atau 8 siswa
|
Dalam Pembelajaran
Matematika guru sudah memanfaatkan alat peraga secara kelompok kecil, tiap kelompok terdiri
dari 3 atau 4 siswa
|
|
2.
Proses
pembelajaran
No
|
Kondisi awal
|
Siklus 1
|
Siklus 2/ kondisi akhir
|
Refleksi
Kond awal ke kondisi
akhir
|
02
|
Siswa masih banyak yang
mengantuk, tidak aktif dalam pembelajaran
|
Siswa yang pasif dalam
pembelajaran makin berkurang, masih ada 3 siswa yang mengantuk, kreaktivitas
siswa dalam belajar nampak antosias.
|
Siswa aktif dalam
pembelajaran, masih ada 1 siswa yang mengantuk, kreaktivitas siswa dalam
belajar nampak antosias dan kreatif.
|
Dari kondisi awal ke
kondisi akhir terdapat peningkatan keaktifitasan siswa dalam proses
pembelajaran matematika,….
|
3.
Hasil
Belajar
No
|
Kondisi awal
|
Siklus 1
|
Siklus 2/ kondisi akhir
|
Refleksi dari kondisi
awal ke kondisi akhir
|
02
|
Ulangan Harian pada
kondisi awal:
Nilai terendah 40.
Nilai Tertinggi 81
Nilai rerata 47
|
Ulangan Harian pada
Siklus 1::
Nilai terendah 47.
Nilai Tertinggi 78
Nilai rerata 60
|
Ulangan Harian pada
Siklus 1::
Nilai terendah 44.
Nilai Tertinggi 80
Nilai rerata 52
|
Dari kondisi awal ke
kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari rata-rata 47 menjadi
52, meningkat sebesar 11persen
|
BAB V:
SIMPULAN DAN SARAN
C. Simpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
§
Dibuat
secara kronologis
§
Diberi
halaman pada lampiran
§
Diberi
nomor lampiran
§
Penulisan
lampiran disesuaikan dengan kelaziman yang berlaku
•
Lampiran 1: Surat ijin penelitian
•
Lampiran 2: Data kondisi awal
•
Lampiran 2a. Data hasil belajar
•
Lampiran 2b. Data proses pembelajaran
•
Lampiran 3: Data siklus 1
•
Lamp 3a. Kisi-kisi
•
Lamp 3b. Butir soal
•
Lamp 3c. Kunci jawaban
•
Lamp 3d. Kriteria/pedoman penilaian
•
Lamp 3e. Contoh jawaban siswa
•
Lamp.3f.
Daftar hadir
•
Lamp 3g. Daftar nilai siklus 1
•
Lamp 3h. RPP
•
Lamp 3i. Lembar pengamatan
•
Lamp 3j. Contoh lembar pengamatan
•
Lamp. 3k. Hasil pengamatan
•
Lampiran 4: Data siklus 2
•
Lamp 4a. Kisi-kisi
•
Lamp 4b. Butir soal
•
Lamp 4c. Kunci jawaban
•
Lamp 4d. Kriteria/pedoman penilaian
•
Lamp 4e. Contoh jawaban siswa
•
Lamp.4f.
Daftar hadir siswa
•
Lamp 4g. Daftar nilai siklus 2
•
Lamp 4h. RPP
•
Lamp 4i. Lembar pengamatan
•
Lamp 4j. Contoh lembar pengamatan
•
Lamp.3k. Hasil pengamatan
Abstrak
•
Ditulis satu spasi, tanpa judul/ sub judul
•
Isi abstrak minimal memuat: (1) tujuan penelitian, (2)
setting dan subyek penelitian, (3) prosedur penelitian termasuk analisis data,
(4) hasil penelitian
•
Ditulis maksimal satu halaman
C0NTOH
ABSTRAK
Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kompetensi
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang didengar dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilakukan melalui model pembelajaran kooperatif think-pair-share. Penelitian dilakukan
di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kebumen semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.
Jumlah siswa sebanyak 36 terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 24 siswa
perempuan.
Penelitian
berlangsung selama dua siklus. Tiap siklus terdiri atas kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tiap siklus terdiri atas dua kali
pertemuan dan setiap pertemuan berlangsung 2X45 menit. Pada siklus I, siswa
dikelompokkan dalam pasangan yang beranggotakan 2—2 (tiap kelompok 4 siswa).
Materi cerpen dibacakan guru. Pada siklus II, siswa dikelompokkan dalam
pasangan yang beranggotakan 1—1 (tiap kelompok 2 siswa). Materi cerpen
disajikan guru melalui tape recorder.
Data-data dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif yang diperoleh melalui hasil evaluasi
tiap akhir siklus. Selain itu juga berupa data kualitatif yang diperoleh
melalui hasil observasi, jurnal guru kolaborasi, dan jurnal siswa. Berdasarkan
analisis data diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kompetensi siswa dalam
mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen yang didengar melalui model
pembelajaran kooperatif think-pair-share.
Hal ini terbukti dari nilai rerata siswa pada kondisi awal 62,83 meningkat
menjadi 70,86 pada siklus I dan semakin meningkat menjadi 76,44 pada siklus II.
Model pembelajaran kooperatif think-pair-share
juga menyenangkan dan meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat diketahui
dari hasil observasi, jurnal guru, dan khususnya pendapat siswa melalui jurnal
siswa.
Kata kunci : unsur intrinsik cerpen, model pembelajaran kooperatif, think-pair-share
1.
Kata Pengantar
Sekurang-kurangnya memuat:
1.
Puji syukur telah
menyelesaikan penyusunan laporan
2.
Penjelasan tentang tujuan penyusunan laporan.
3.
Pernyataan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan laporan.
4.
Harapan penulis serta manfaat laporan yang
disusun.
5.
Pernyataan penulis untuk terbuka terhadap saran, kritik, serta sumbang
pendapat dari pihak lain.
2.
Daftar Pustaka
Bibliografi/Daftar
Pustaka
yaitu daftar
yang memuat judul-judul buku, artikel-artikel, serta bahan-bahan yang berkaitan
dengan karya tulis/sebagian karya tulis yang telah disusun.
Unsur-unsur
yang terdapat dalam bibliografi
1.
Nama pengarang
Aturan penulisan
nama untuk daftar pustaka
1)
Berdasarkan jumlah kata
a.
Satu kata
Contoh: Istiqomah
b.
Dua kata; susunan nama pengarang dibalik. Nama belakang ditulis di depan,
diikuti tanda koma, dan diteruskan dengan menuliskan nama depan
Contoh: Yusti Prihati,
ditulis Prihati, Yusti
c.
Tiga kata/lebih; susunan nama pengarang dibalik. Nama paling belakang
ditulis di depan, diikuti tanda koma, dan diteruskan dengan menuliskan nama
depan dan seterusnya.
Contoh: Nur Fahmi
Muhaiminati, ditulis Muhaiminati, Nur Fahmi
Anggia Shinta Wijaya Kusuma, ditulis Kusuma, Anggia Shinta Wijaya
2)
Berdasarkan jumlah penulis dalam satu sumber
a.
Satu penulis
·
Disesuaikan
dengan jumlah kata dari penulisnya.
b.
Dua dan tiga penulis
·
Hanya
nama penulis pertama yang susunannya dibalik (jika dua kata/lebih).
·
Nama
pengarang dihubungkan dengan konjungsi ‘dan’.
Contoh:
Tarigan, Djago dan Henry
Guntur Tarigan. (dua penulis)
Johanes, Kastolan, dan
Sulasim. (tiga penulis)
Kurnianingsih, Sri,
Kuntarti, dan Sulistiyono. (tiga penulis)
c.
Empat/banyak pengarang
·
Hanya
nama pengarang pertama yang ditulis.
·
Bila
nama terdiri atas dua kata/lebih, penulisan susunannya dibalik.
·
Untuk
menggantikan nama penulis yang lainnya digunakan singkatan ‘dkk.’ atau ‘et
al.’ (Latin: et alii).
Contoh:
Akhadiah, dkk..
2.
Data publikasi
a.
Buku: nama penulis, tahun penulisan,
judul, tempat terbit, dan nama penerbit.
b.
Artikel internet: nama penulis, tahun penulisan, judul, alamat situs, waktu
akses/unduh (hari, tanggal bulan tahun, jam akses/unduh).
c.
Artikel dari majalah/surat kabar: nama penulis (bila ada), waktu terbit
(tanggal, bulan, tahun), judul artikel, nomor edisi, nama media, nomor halaman.
Cara menyusun
daftar pustaka
- Nama penulis diurutkan alfabetis, sesuai
urutan abjad nama penulis.
- Jika sumber disusun oleh lembaga, nama
lembaga menggantikan nama pengarang.
- Jika sumber pustaka tidak disertai nama, nama
penulis diganti dengan kata ‘Anonim’.
- Spasi
tunggal.
- Antarsumber
pustaka diberi jarak.
- Jika
penulisan daftar pusaka lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya
ditulis menjorok ke dalam.
- Nama
penulis tidak disertai nama gelar akademik.
- Jika
dua/lebih sumber pustaka ditulis oleh penulis yang sama, penulisan nama
untuk sumber kedua dan seterusnya diganti dengan tanda garis.
- Daftar
pustaka tanpa penomoran/bullets.
Contoh
penulisan daftar pustaka
1.
Sumber dari buku
Nama Penulis.
Tahun. Judul. Tempat Terbit: Nama Penerbit.
a.
Dengan satu penulis
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi sebagai Sebuah
Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah.
Depdiknas. 2004. Pengembangan Silabus dan
Sistem Penilaian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Depdiknas.
b.
Dengan dua dan tiga penulis
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1987. Teknik
Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Kurnianingsih, Sri, Kuntarti, dan Sulistiyono.
2007. Matematika SMA dan MA untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Esis.
c.
Dengan empat/banyak penulis
Akhadiah, dkk.. 1997. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
d.
Seorang penulis dengan referensi lebih dari satu buku
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi sebagai Sebuah
Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah.
────. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
────. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia.
Menulis Kutipan
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang narasumber,
baik yang terdapat dalam buku maupun majalah.
Ada dua macam
kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung
- Kutipan Langsung
Kutipan langsung
merupakan kutipan yang sama persis atau sesuai aslinya.
Kutipan langsung ada dua
yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.
Ø
Hal yang
harus diperhatikan dalam membuat kutipan langsung pendek:
1. Panjang kutipan tidak lebih dari lima baris
2.
Kutipan
disatukan langsung dengan teks
3.
Jarak
antar baris dua spasi
4.
Kutipan
diapit tanda kutip
5. Setelah kutipan disebutkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman di dalam tanda kurung
Contoh :
Dalam Komposisi
disebutkan bahwa “kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks
asli “ ( Keraf, 1984 : 179 ).
Ø
Hal yang
harus diperhatikan dalam membuat kutipan langsung panjang
1.
Panjang
kutipan harus lebih dari lima
baris
2.
Kutipan
dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi
3.
Jarak
antar baris satu spasi
4.
Kutipan
tidak diapit tanda kutip
5.
Kutipan
menjorok ke dalam sekitar lima
huruf baik disebelak kiri maupun kanan
6. Setelah kutipan disebutkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman di dalam tanda kurung
- Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung
merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dalam karangan yang dia baca
dengan kata- katanya sendiri.
Ø
Hal yang
perlu diperhatikan dalam kutipan tidak langsung
1.
Kutipan
disatukan langsung dengan teks
2.
Jarak
antar baris dua spasi
3.
Kutipan
tidak diapit tanda kutip
4. Setelah kutipan disebutkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman di dalam tanda kurung
Mencantumkan kutipan ke dalan teks
1. Jika nama pengarang dituliskan sebelum isi kutipan, buatlah dahulu
pengantar kalimat yang sesuai keperluan. Kemudian, tulislah nama akhir
pengarang, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh :
Penghijauan sering
disebut dengan istilah reboisasi, yakni
penanaman kembali areal hutan yang gundul. Secara lebih lengkap, Setiawan (2002 : 17) mengatakan,
penghijauan adalah suatu usaha yang meliputi kegiatan- kegiatan penanaman
tanaman keras, rerumputan, serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi
lainya. Kegiatan ini dilakukan di areal yang
tidak termasuk areal hutan negara atau di areal lain, berdasarkan rencana tata
guna tanah yang tidak dperuntukkan sebagai hutan.
2. Jika nama pengarang dicantumkan setelah bunyi kutipan, buatlah dahulu
pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan. Setelah itu, tampilkan
kutipannya. Kemudian, tulislah nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit,
nomor halamn di dalam kurung, lalu akhiri dengan tanda titik.
Contoh :
Peristiwa banjir bandang
dan tanah longsor yang sering terjadi memang merupakan peristiwa mengerikan.
Peristiwa itu terjadi secara tiba – tiba di saat orang tidur lelap. Ssalah satu
cara efektif yang harus dilakukan adalah dengan
melakukan penghijauan, yakni suatu usaha yang meliputi kegiatan –
kegiatan penanamn tanaman keras, rerumputan, serta pembuatan teras dan bangunan
pencegah erosi lainnya di areal yang tidak termasuk areal hutan negara atau di
areal lain, berdasarkan rencana tata guna tanah yang tidak diperuntukkan
sebagai hutan. (Setiawan, 2002 :
17)
3.
Jika pengarang lebih dari dua orang, yang
disebutkan hanya nama pengarang pertama dengan menambahkan et al., atau dkk. (dan
kawan-kawan).
Contoh :
Jika
dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, sulardo, dkk., (2003 :
10-11) mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ilmu dan seni, sedangkan
arsitek adalah orang yang menciptakan ruang sehingga melahirkan bentuk-bentuk
arsitektur yang beraneka ragam.
4.
Jika
kutipan terdiri atas lima baris atau kurang dari lima baris, penulisannya
seperti terlihat dalam contoh 1,2,3, yakni kutipan dimasukkan langsung ke dalam
teks dengan jarak dua spasi. Adapun kutipan yang lebih dari lima baris
dicantumkan di bawah teks dengan jarak satu spasi, menjorok ke dalam sekitar
lima huruf, baik di sebelah kiri maupun kanan, tanpa diberi tanda petik.
Contoh :
Tidak
semua jenis tanaman cocok digunakan untuk penghijauan. Pemilihan tanaman disesuaikan dengan jenis tanah
yang ada. Seperti dikatakan oleh Setiawan (2002 : 24) sebagai berikut.
Bagi tanah- tanah
yang sudah kritis, tentunya aspek penhijauannya lebih dominan daripada aspek
produksinya. Untuk jenis tanah seperti ini, penanaman bibit dari biji merupakan
piliha yang paling baik. Hal ini disebabkan bibit dari biji mempunyai akar yang
lebih dalam dan batang yang lebih kokoh dibandingkan bibit cangkokan. Selain di
tanah yang kritis sekali, bibit dari biji juga baik digunakan untuk tanaman
peneduh yang tidak memperhatikan aspek produksi sama sekali.
TERIMAKASIH BANYAK,ITS VERY HELPING
ReplyDelete