PEDOMAN
PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM
ACTION RESEARCH)
Oleh
Drs.
Rusna Ristasa A. M.Si, M.Pd
NIP
19650807 198903 1 002
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ-PURWOKERTO
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Illahi Robbi atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada
penulis sehingga Pedoman
Penyusunan
Proposal
dan PenulisanLaporan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) untuk masa pembimbingan 2014.1 dapat
terselesaikan.
Pedoman ini mencakup
substansi maupun teknik. Berkaitan dengan substansi dalam edisi ini, sistematika
lebih disesuaikan dengan sistematika laporan terbaru. Sementara itu, berkaitan
dengan teknik penyajian pada edisi ini, ditambahkan contoh-contoh. Melalui
contoh-contoh ini diharapkan akan membantu mempermudah Tutor dalam pembimbingan dan Mahasiswa
dalam penulisan dan penyusunan laporan.
Penyesuaian pedoman ini
dapat terlaksana dengan baik berkat partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan
dengan itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala UPBJJ UT Purwokerto, rekan-rekan staf edukatif, dan para tutor pengampu matakuliah PKP.
Apabila di dalam buku pedoman ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, penulis benar-benar mengakuinya karena keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik konstruktif untuk perbaikan
sangat diharapkan.
Terimakasih atas kerjasamanya.
Purwokerto, 26Januari 2014
Penulis
i
|
Halaman
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................................................................. ii
BAB
I ..... PENYUSUNAN
PROPOSAL PENELITIAN
A.
Judul
Penelitian .......................................................................................................... 1
B.
Pendahuluan ............................................................................................................... 2
C.
Kajian Pustaka .......................................................................................................... 11
D.
Pelaksanaan
Perbaikan ...................................................................................... 16
BAB
II ..... PENYUSUNAN LAPORAN
PENELITIAN
A.
Tujuan Penulisan
Laporan Penelitian ......................................................... 23
B.
Struktur Laporan
Penelitian ............................................................................ 24
C.
Bahasa dalam
Laporan Penelitian ............................................................. 29
D.
Hal-hal Lain (Hasil
Kesepakatan) .................................................. 30
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................................ 32
ii
|
BAB I
PENYUSUNAN
PROPOSAL PENELITIAN
Kegiatan penelitian
dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu disebut usulan penelitian atau yang
lazim disebut proposal penelitian. Proposal penelitian merupakan cetak biru (blue print) dari sebuah penelitian. Untuk
dapat menyusun proposal penelitian dengan baik perlu dihapami terlebih dahulu
komponen-komponen proposal. Proposal Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya
terdiri atas komponen-komponen berikut:
JUDUL
PENGESAHAN (jika perlu)
BAB I: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Manfaat
Penelitian
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A.
Kerangka Teori
B.
Kerangka Berpikir
C.
Hipotesis Tindakan
D.
Indikator Kinerja dan Kriteria
Keberhasilan
BAB
III: PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
C.
Teknis
Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Berdasarkan sistematika di atas,
berikut ini Anda dapat mengikuti uraian singkat tiap-tiap komponen tersebut.
A. Judul
Penelitian
Judul
penelitian harus memuat pernyataan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti
(misal: rendahnya kemampuan siswa dalam menulis),bentuk tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut (misal: penerapan
strategi komposisi terkendali dan terarah),hasil yang diharapkan (misal:
peningkatan kemampuan menulis), dan tempat dimana penelitian itu dilakukan
(misal: di SDNegeri Tambakreja 02). Selain itu, judul hendaknya dikemukakan
secara singkat, spesifik, jelas, dan menyugesti ketertarikan pembaca (mengarak pesona).
Penjudulan yang baik akan menarik pembaca untuk membaca lebih jauh isi proposal
penelitian tersebut.
Contoh Judul PTK :
PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI
TERKENDALIDAN TERARAH UNTUKMENINGKATKANKEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS
DI KELAS VI SD NEGERI
TAMBAKREJA 02
atau
PENINGKATANKEMAMPUAN SISWA
DALAM MENULISMELALUI PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISITERKENDALI DAN TERARAH
DI KELAS VI SD NEGERI
TAMBAKREJA 02
PENGGUNAAN METODE BERMAIN
PERANSEBAGAI UPAYAMENGATASIKEJENUHAN SISWA DALAM BELAJARMATEMATIKA
DI KELAS VI SD NEGERI
TAMBAKREJA 02
atau
MENGATASI KEJENUHAN SISWA
DALAMBELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKANMETODE
BERMAIN PERAN
DI KELAS VI SD NEGERI
TAMBAKREJA 02
B. Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Masalah
Penelitian yang Anda lakukan dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas (ingat PTK hanya mengkaji
masalah pembelajaran di dalam kelas artinya hanya mengkaji masalah interaksi
antara guru dengan siswanya, hasil belajar, dan disiplin belajar). Pada bagian
ini, kemukakan hal-hal yang mendorong Anda untuk melakukan penelitian atau
argumentasi pentingnya dilakukan penelitian, mengapa sesuatu itu
dipermasalahkan dan akan diteliti. Untuk itu awali uraian Anda dengan
menceritakan kondisi ideal pembelajaran yang seharusnya atau diharapkan (baik
siswa maupun guru),kemudian uraikan kondisi nyata yang terjadi di kelas Anda,
sehingga tergambar adanya beberapa kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
(masalah).Identifikasilah masalah-masalah tersebut secara rinci. Urutkan dari a
sampai z sesuai dengan sistematika pemaparan.
Beberapa contoh masalah yang
mungkin Anda hadapi dalam pembelajaran sehari-hari misalnya:
a.
Dalam interaksi
pembelajaran
1)
Siswa kurang aktif
dalam mekanisme kerja kelompok.
2)
Siswa kurang aktif
dalam diskusi kelas.
3)
Respon siswa
terhadap pertanyaan yang diajukan guru kurang.
4)
Respon siswa
terhadap terhadap pendapat siswa lainnya kurang.
b.
Berkaitan dengan
prestasi belajar
1)
Nilai yang dicapai
siswa dalam pembelajaran matematika rendah (dibawah KKM)
2)
Siswa kurang mampu
menerapkan rumus Phitagoras.
3)
Kemampuan siswa
dalam menulis karangan deskripsi rendah.
4)
Sebagian besar
siswa selalu salah dalam mengucapkan kata-kata bahasa Inggris.
5)
Siswa pintar sering
mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif.
6)
Jika diberikan
pertanyaan yang menuntut berpikir tingkat tinggi, pertanyaan sering tidak
terjawab.
c.
Disiplin belajar
1)
Siswa sering tidak
mengerjakan tugas rumah atau PR.
2)
Selama pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang mengantuk.
3)
Siswa tidak
memperhatikan pelajaran.
4)
Siswa banyak yang
saling mencontoh ketika diberikan tugas di kelas.
Masalah tersebut hanyalah
sebagian saja dari masalah yang biasa Anda hadapi sehari-hari. Tentunya
Anda lebih mengenal masalah Anda
sendiri. Oleh karena itu silahkan Anda mengidentifikasi masalah-masalah
tersebut berdasarkan masalah yang Anda rasakan sehari-hari.
Langkah selajutnya lakukanlah
analisis terhadap masalah yang teridentifikasi tersebut. Apa yang menjadi akar
permasalahan sehingga muncul masalah-masalah tersebut (untuk bagian ini
kemukakan data atau fakta yang ditemukan di kelas, baik dari refleksi Anda
sendiri, pengamatan terhadap kegiatan KBM, wawancara dengan siswa atau guru
lain, hasil analisis berbagai dokumen, dan sebagainya). Ingat....! Masalah yang
Anda identifikasi ini harus benar-benar nyata (riil) dan muncul dari
dunia kerja yang menjadi kewenangan/tanggungjawab Anda selaku guru (on the
job problem oriented). Kemudian dari sekian permasalahan tersebut pilih
yang paling urgen
(penting) atau yang benar-benar harus
ditangani dengan segera (problematik) yang mana kalau permasalahan tersebut tidak
segera ditangani akan berakibat buruk bagi hasil belajar siswa waktu itu atau bagi perkembangan
siswa lebih lanjut.
Sejalan dengan masalah yang
telah Anda tentukan, pilihlah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk
lebih meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang Anda ajukan memiliki pijakan
ilmiah sedapat mungkin cerahi dengan kerangka teoretik dari studi pustaka.
2.
Perumusan
Permasalahan
Permasalahan merupakan bagian
terpenting dalam sebuah proposal penelitian. permasalahan adalah pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya akan dikaji melalui penelitian. permasalahan hendaknya
dirumuskan secara jelas dan rinci, dan dituliskan dalam bentuk pertanyaan.
Hendaknya diingat bahwa permasalahan yang akan dikaji merupakan permasalahan
nyata yang terdapat di kelas atau sekolah. Oleh karena itu, variabel yang akan
dikaji harus diungkapkan secara jelas
dan demikian pula hubungan antarvariabel yang dikaji. Dengan perkataan lain,
dalam perumusan masalah, hendaknya tergambar permasalahan dan tindakan yang akandilakukan
baik proses
maupun hasilnya.Ingat..! dalam PTK, bukan hanya mengkaji hasil tetapi
juga prosesnya.
Contoh:
a.
Bagaimanakah menerapkan
strategi komposisi terkendali dan terarah untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas VI SD N Tambakreja 02 dalam menulis?
b.
Apakah penerapan
strategi komposisi terkendali dan terarah dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis di kelas VI SD N Tambakreja 02?
c.
Apakah penerapan
strategi komposisi terkendali dan terarah dapat meningkatkan kemampuan siswa
Kelas VI SD N Tambakreja 02 dalam menulis?
Dari contoh di atas, masalah a
dan b merupakan rumusan masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran, sedangkan masalah c
berkaitan dengan hasil pembelajaran.
Penentuan permasalahan
penelitian memerlukan kehati-hatian dan kecermatan. Harus disadari oleh Anda
selaku peneliti bahwa tidak semua masalah keilmuwan yang dihadapi dan telah diidentifikasi akan
dijamin sebagai masalah yang layak dan seusai untuk diteliti. Anda perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini.
a.
Kemanfaatan hasil
penelitian, yaitu seberapa jauh penelitian terhadap suatu masalah tersebut akan
memberikan sumbangan pada khasanah teori ilmu pengetahuan atau pada pemecahan
masalah-masalah praktis dalam kelas.
b.
Kriteria pengetahuan
yang dipermasalahkan, yaitu (1) mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai
untuk pengajuan hipotesis dan (2) memiliki kemungkinan mendapatkan sejumlah
fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
c.
Persyaratan dari
segi peneliti, yaitu seberapa jauh
kemampuan Anda untuk melakukan penelitian. Hal ini setidak-tidaknya menyangkut
lima faktor: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoretis peneliti,
dan penguasaan Anda terhadap metode penelitian yang akan digunakannya.
3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyatakan
target tertentu yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian yang direncanakan.
Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik dalam pernyataan yang jelas.
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan. Tujuan umum dan khusus dikemukakan secara
jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.
Contoh:
Tujuan
Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SD
N Tambakreja 02 dalam menulis melalui penerapan strategi komposisi
terkendali dan terarah.
Tujuan
Khusus:
Penelitian
ini bertujuan untuk:
a.
Mengetahui proses
penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dalam meningkatkan
kemampuan siswa kelas VI SD N Tambakreja 02 pada asfek menulis.
b.
Mengetahui
peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis di kelas VI SD N Tambakreja
02setelah melalui penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah.
c.
Mengetahui peningkatkan
kemampuan siswa kelas VI SD N Tambakreja 02 dalam menulis melalui penerapan strategi komposisi
terkendali dan terarah.
4.
Kontribusi
Penelitian
Kontribusi atau kegunaan
penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang
didapat dari hasil penelitian. uraikan kontribusi atau kegunaan penelitian pada
proses belajar mengajar dan inovasi yang akan dihasilkan dalam penelitian ini
dalam memecahkan masalah. Kemukakan manfaat teoritis (kepentingan ilmiah) dan
manfaat praktis (kepentingan terapan). Berkenaan dengan manfaat praktis,
kemukakan, misalnya, manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah.
Manfaat Teoritis:
a.
Dari segi teoritis
diharapkan penelitian ini dapat melengkapi teori pembelajaran yang berkaitan
dengan kemampuan menulis dan penerapan strategi komposisi terkendali dan
terarah.
b.
Hasil penelitian
ini juga diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang
berkaitan dengan inovasi pembelajaran menulis.
c.
Sebagai bahan
kajian bagi peneliti lebih lanjut yang mengkaji masalah yang sama.
Manfaat
Praktis:
a.
Manfaat bagi guru
1)
Dapat menemukan
alternatif model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa kelas
VI pada asfek menulis.
2)
Dapat berkembang
secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
3)
Dapat berperan
aktif dalam pengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
4)
Dapat meningkatkan
rasa percaya dirinya dalam mengajar karena mampu menemukan kelebihan dan
memperbaiki kelemahananya dalam mengajar.
b.
Manfaat bagi siswa
1)
Dapat meningkatkan
hasil belajarnya
2)
Siswa menjadi kritis
terhadap hasil belajarnya.
c.
Manfaat bagi
sekolah
Sekolah
menjadi berkembang karena adanya peningkatan kemampuan para gurunya dalam
melakukan pembelajaran, sebagaimana diargumentasikan Hargreaves (dalam Ristasa,
2011:7) “there is little school
development without teacher development; and there is little teacher
development without school development”
C. Kajian
Pustaka
Kajian
pustaka menguraikan teori, dan hasil-hasil penelitian yang relevan yang
diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan.
Untuk itu kemukakan teori-teori yang
relevan dengan variabel masalah maupun variabel tindakan. Berdasarkan urutan, kemukakan
terlebih dahulu teori-teori
yang sesuai dengan variabel masalah dan baru kemudian kajian teori yang sesuai
dengan variabel tindakan.
Sejalan
dengan contoh judul yang telah dikemukakan, peneliti menguraikan kajian teori
tentang Kemampuan Menulis dan selanjutnya teori tentang Strategi Komposisi
Terkendali dan Terarah. Uraian dalam Tinjauan Pustaka dibawa untuk menyusun kerangka
atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam hubungan ini hendaknya
diusahakan pustaka yang relevan dan terbaru. Dalam landasan teori perlu
dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berpikir sehingga selanjutnya dapat
dirumuskan hipotesis tindakan.
1.
Kerangka Teori
Kerangka teori dalam suatu
penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekadar
pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu
dikemukakan atau dideskripsikan akan bergantung pada luasnya permasalahan dan
secara teknis bergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
makin banyak variabel yang diteliti, maka akan makin banyak teori yang perlu
dikemukakan.
Kerangka teori paling tidak
berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti melalui
pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi
sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antarvariabel
yang akan diteliti akan menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan
dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indikator
apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak.
Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari
segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antarvariabel yang diteliti, menunjukkan
bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Untuk menguasai teori maupun
generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, peneliti harus rajin membaca. Kita
harus rajin membaca dan menelaah yang dibaca itu setuntas-tuntasnya agar kita
dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya. Untuk
dapat membaca dengan baik, peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan.
Sumber-sumber bacaan dapat berupa buku-buku teks, kamus (khususnya kamus
istilah), ensiklopedia, jurnal ilmiah, internet, dan hasil-hasil penelitian.
Sumber bacaan yang baik harus
memenuhi tiga kriteria yaitu relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali
penelitian sejarah, penelitian ini justru menggunakan sumber-sumber yang lama).
Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori
yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca,
kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan,
makin mutakhir teori tersebut.
Terdapat sejumlah prinsip dalam
memilih sumber pustaka. Prinsip-prinsip itu dikemukakan berikut ini.
a.
Relevansi
Telaah
pustaka sering disebut landasan teoritis. Oleh karena itu, sumber pustaka yang
digunakan harus benar-benar relevan, berisi pernyataan-pernyataan yang dapat
digunakan sebagai acuan dan kerangka pemikiran dalam memecahkan masalah
penelitian. relevansi tersebut juga dapat ditinjau dari kesesuaian antara
sumber pustaka itu dengan disiplin ilmu yang dibahas.
b.
Kemutakhiran
Prinsip
ini sangat penting dengan pertimbangan bahwa ilmu dan teknologi telah makin
berkembang dengan pesat dan kemajuan zaman menghendaki peneliti memilih teori
yang mutakhir.
c.
Akurasi dan
Kualitas
Jika
sejumlah data dikemukakan oleh seorang penulis dan data tersebut akan kita
gunakan untuk menyusun sebuah rancangan penelitian, maka kita perlu
mempertanyakan apakah data tersebut akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
validitasnya. Sementara itu, sumber data yang berkualitas adalah sumber data
yang memuat uraian tentang suatu teori atau konsep yang teliti berdasarkan
pemikiran yang akurat, luas, mendalam, dan disajikan secara sistematis. Di
samping itu, perlu juga dipertimbangkan kewenangan atau otoritas penulisnya.
2.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka
pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel
yang akan diteliti. Pertautan antarvariabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke
dalam bentuk paradigma penelitian. oleh karena itu, pada setiap penyusunan
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
(Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan
sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan itu
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan
sintesis tentang hubungan antarvariabel yang diteliti. Sintesis tentang
hubungan antarvariabel tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis.
Kerangka berpikir yang baik
antara lain memuat (1) variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari.
Dalam PTK, berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, penyusun proposal
harus mampu menjelaskan bahwa bentuk tindakan yang akan dilakukan dapat
mengatasi permasalahan.
3.
Hipotesis Tindakan
Perumusan hipotesis penelitian
merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan
landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua
penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan
sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Hipotesis merupakan kesimpulan
kerangka berpikir. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis inilah yang akan
diuji melalui penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam
penelitian kualitatif, hipotesis tidak harus ada. Hipotesis pengarah dapat
dirumuskan sebagai arahan yang bersifat tentatif. Sementara itu, dalam
penelitian tindakan kelas, hipotesis yang dirumuskan atau diajukan oleh
peneliti dinamakan hipotesis tindakan.
Berdasarkan uraian di atas
jelaslah bahwa tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian
lain yang diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitianyang diusulkan. Uraian dalam tinjauan
pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. berdasarkan teori dan kerangka berpikir itulah selanjutnya
dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kinerja.
Contoh:
a.
Penerapan strategi
komposisi terkendali dan terarahakan dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis siswa kelas VI SD N Tambakreja 02.
b.
Penerapan strategi
komposisi terkendali dan terarah akan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas
VI SD N Tambakreja 02 dalam menulis.
4.
Indikator kinerja
dan kriteria keberhasilan.
Indikator kinerja merupakan
atribut atau tanda-tanda yang dapat teridentifikasi yang biasa digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perubahan kinerja setelah tindakan perbaikan
dilakukan, sedangkan kriteria keberhasilan adalah patokan normatif yang
digunakan untuk mgengukur tingkat keberhasilan tindakan.
Contoh:
a.
Indikator kinerja
1)
Indikator yang
digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran menulis adalah: tingkat partisipasi siwa dalam mengikuti
pembelajaran, kreativitas siswa dalam
pencarian ide dan gagasan, kesunguhan siswa dalam menulis.
2)
Indikator yang
digunakan untuk mengatahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis adalah: kesinambungan
penuangan ide dalam wacana, akurasi dan kualitas, serta segi gramatikal dan
tatatulis.
b.
Kriteria
keberhasilan
1)
Tindakkan yang
dilakukan dinyatakan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis jika
minimal 80% dari jumlah siswa mampu menunjukan 2 dari 3 indikator yang
diprasyaratkan.
2)
Tindakan yang
dilakukan dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis jika
minimal 80% dari jumlah siswa mendapat nilai kemampuan menulis diatas 80.
Anda
sebagai peneliti dapat mengkreasikan indikator kinerja dan kriteria
keberhasilan sendiri dengan logika dan teori yang memposisikan proporsionalitas
kepentingannya.
D. Pelaksanaan
Perbaikan
Untuk
mencapai tujuan penelitian dan memperoleh manfaat penelitian sebagaimana yang
telah dirumuskan perlu dipilih metode penelitian yang tepat. Untuk PTK istilah metode penelitian ini sering
diganti dengan Pelaksanaan Perbaikan. Hal ini tidak perlu dipermasalahkan, ini
hanya kelajiman istilah karena pada intinya sama.
Sebagaimana
telah dikemukakan di muka, bahwa komponen-komponen yang tercakup dalam Pelaksanaan
Perbaikan (Metode Penelitian) meliputi subjek dan setting penelitian, Jenis
data, sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, prosedur
penelitian, dan deskripsi pelaksanaan tindakan per siklus. Uraian berikut ini
akan menjelaskan komponen-komponen tersebut secara singkat.
1.
Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang
Membantu
Salah satu karakteristik PTK adalah
penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
Karena perilaku siswa dan guru membentuk satu pola interaksi dalam situasi penelitian, maka sering digunakan
istilah subjek penelitian bukan objek penelitian.Sehubungan dengan itu, karakteristik siswa dan guru perlu dipahami
agar PTK berjalan lancar sesuai tujuan.
Akan tetapi, dikebanyakan PTK,
penentuan subjek penelitian ini sangat bergantung pada setting penelitian dan peneliti. Jika peneliti melakukan penelitian
PTK di kelas yang diampunya, umumnya yang dipaparkan dalam subjek penelitian hanya siswa di kelas itu
saja, gurunya tidak. Tetapi, jika seorang peneliti melakukan PTK di kelas yang
bukan ampuannya dan peneliti tersebut menggunakan guru kelas sebagai kolaborator, maka umumnya subjek
penelitiannya dipaparkan secara lengkap meliputi siswa dan guru (guru kelas
atau guru mata pelajaran). Dalam hal ini Anda boleh berimprovisasi, kalau
menurut Anda pemaparan diri Anda sebagaai guru di kelas itu akan melengkapi
keutuhan informasi, itu akan lebih baik.
Contoh:
a.
Peneliti melakukan
PTK di kelas yang diampunya.
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD
Negeri Tambakreja 02. Siswa kelas VI berjumlah 25 orang, yang terdiri atas 13
siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Siswa
di kelas ini umumnya memiliki kemampuan akademik yang kurang baik...dst.
b.
Peneliti melakukan
PTK di kelas yang tidak diampunya
Subjek penelitian tindakan ini adalah
siswa dan guru kelas VI SD Negeri Tambakreja 02. Siswa yang dijadikan subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VI (kelas VI ditetapkan sebagia setting kelas), sementara itu, guru
kelas VI yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Dian Sastrowardoyo S.Pd
.... dst.
Tempat dan
waktu penelitian (Setting
penelitian) mengacu pada waktu dan tempat penelitian
dilakukan.
Contoh:
Penelitian ini dilakukan di
Sekolah Dasar Negeri Tambakreja 02 yang terletak di Jalan ......Adapun
lingkungan sekolah terletak di kota kecamatan di pinggir jalan raya, yang
bersebelahan dengan kantor kecamatan, pasar
pagi dan pertokoaan. SD Tambakreja 02 merupakan sekolah negeri yang memiliki 2
kelas paralel untuk setiap tingkatan kelasnya, dengan 8 guru dan seorang kepala
sekolah.
Pemilihan tempat ini didasarkan
pada pertimbangan (1) ...., (2) ...., dsb.
Penelitian ini berlangsung
selama tiga bulan, yaitu Maret sampai dengan Juli 2012. Rincian kegiatan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut: persiapan penelitian, koordinasi
persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan
evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil
penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan
dan pengiriman laporan penelitian.
Pihak yang
membantu dalam penelitian ini Bapak Sampurna,
S.Pd merupakan guru senior di
tempat penulis bekerja yang bertugas sebagai superviror 2 dan observer.
2.
Desain Prosedur Penelitian
Paparkan pada bagian ini
mengenai prosedur penelitian yang intinya bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan (Observasi), dan Refleksi.
Pada umumnya PTK dilakukan dalam beberapa
siklus, misalnya tiga siklus. Oleh karena itu, perlu digambarkan rancangan
tindakan pada masing-masing siklus.
Deskripsikan
rencana pelaksanaan tindakan pada setiap siklusnya yang meliputi: perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan harus bersifat
rasional dan feasible serta collaborative. Uraian masing-masing
siklus menyajikan deskripsi lengkap tentang pelaksaan tindakan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi penjelasan tentang
aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang
mendasar, yaitu hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru
sendiri, motivasi, dan aktivitas belajar, situasi kelas, dan hasil belajar.
3.
Teknis Analisis Data
Pada bagian ini hendaknya
dikemukakan jenis data apa saja yang dibutuhkan serta sumber data tersebut.
Jenis data, dijelaskan disesuaikan dengan fokus penelitian.
Contoh:
Data
penelitian yang dikumpulkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif berupakualitas proses pembelajaran menulis, Sedangkan data
kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam menulis.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai
sumber yang meliputi:
a.
Informan atau nara
sumber, yaitu siswa,
dan teman sejawat.
b.
Tempat dan
peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran mengarang dan aktivitas lainyang
berkaitan.
c.
Dokumen atau arsip,
yang antara lain berupa hasil karangan siswa, dan buku penilaian.
Sejalan
dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada, selanjutnya
dikemukakan teknik pengumpulan data.
Contoh:
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data di atas meliputi : pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian
dokumen, angket, dan tes yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut
ini.
a.
Pengamatan
Pengamatan
yang dilakukan adalah pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dan
peran aktif siswa dalam pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru
ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh rekan
sejawat yang diminta sebagai observer dengan mengambil tempat duduk paling
belakang..
Pengamatan
terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran
menulis dengan menggunakan strategi komposisi terkendali dan terarah, pada
kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan
pertanyaan, menanggapi jawaban siswa,
mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran,
kreativitas siswa dalam pencarian ide dan gagasan, kesunguhan siswa dalam
menulis, dan sebagainya.
b.
Wawancara atau
diskusi
Wawancara
atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun
kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan antara observer dan siswa.
Wawancara atau diskusi dengan siswa dilaksanakan setelah melakukan pengamatan
pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis. Wawancara dengan siswa dilakukan
pada tanggal 4 Maret2014. Dari wawancara
itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen yang telah dilakukan
diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan pembelajaran
menulis serta faktor-faktor penyebabnya.
Selanjutnya
antara peneliti dan supervisor2
melakukan diskusi balikan. Supervisor2 melakukan hal-hal
berikut ini: (1) meminta pendapat peneliti tentang penampilannya dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan
kelebihan dan kekurangannya serta perasaan-perasaan yang bersangkut-paut dengan
kegiatan itu; (2) mengemukakan catatan tentang hasil pengamatannya terhadap KBM
yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi
kelebihan dan kekurangannya; (3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan
baik oleh supervisor2maupun
peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru
(peneliti) dalam kegiatan pembelajaran menulis. Dengan perkataan lain, pada
akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada
siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan penerapan strategi komposisi
terkendali dan terarah untuk meningkatkan kemahiran menulis siswa.
c.
Kajian dokumen
Kajian
juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti hasil
tulisan atau karangan siswa, dan nilai yang diberikan guru.
d.
Angket
Angket
diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Angket ini diberikan dua kali,
yaitu sebelum kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian tindakan.
Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket tersebut dapat
diketahui peningkatan kualitas proses atas kegiatan menulis siswa serta dapat
diketahui ada tidaknya peningkatan
motivasi siswa dalam menulis.
e.
Tes
Pemberian
tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah
kegiatan pemberian tindakan. Tes mengarang diberikan pada awal kegiatan
penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam
mengarang dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil
karangan siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menulis siswa sesuai dengan siklus
yang ada.
Teknik analisis yang digunakan
untuk menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan
teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik
analisis kritis.
Teknik statistik deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil
antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada
akhir setiap siklus. Misal: membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa
pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan
seterusnya.
Teknik analisis kritis
berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan
untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis
maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam
menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang
ada. Analisis data dilakukan bersama dan/atau setelah pengumpulan data.
BAB II
PENYUSUNAN
LAPORAN PENELITIAN
Penulisan laporan penelitian pada
hakikatnya dimaksudkan untuk mengkomunikasikan kegiatan dan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh seorang peneliti. Bentuk paling umum yang digunakan
untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian adalah bentuk laporan penelitian
tertulis. Penulisan laporan sebagai bagian dari keseluruhan rangkaian kegiatan
penelitian merupakan tahap yang sangat penting. Arti penting dan nilai sebuah
penelitian pada umumnya ditentukan oleh kualitas serta kegunaan laporan
tersebut.
Banyak hal dipersyaratkan untuk
dimiliki seorang peneliti agar ia mampu menyusun laporan penelitian dengan
baik. Hal-hal tersebut, antara lain, adalah pengetahuan yang memadai mengenai
bagian-bagian laporan, keterampilan-keterampilan pengorganisasian dan kemampuan
menulis (sudah tentu termasuk kemampuan berbahasa karena bahasa digunakan
sebagai mediumnya), ketersediaan waktu, kecermatan, ketelitian, dan barangkali
juga kesabaran.
Dalam bagian ini akan dikemukakan
tiga hal pokok, yaitu (1) tujuan penulisan laporan penelitian, (2) struktur
laporan penelitian, dan (3) bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian.
A. Tujuan
Penulisan Laporan Penelitian
Tujuan
penulisan laporan penelitian adalah untuk mengkomunikasikan hasil-hasil
penelitian kepada pihak lain. Selain itu, laporan penelitian dimaksudkan
sebagai bentuk pertanggungjawaban peneliti kepada pihak tertentu atas proses
dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Berkenaan itu, peneliti haruslah
menyadari untuk siapakah laporan penelitian itu ditulis atau disampaikan.
Jawaban terhadap pertanyaan ini mempengaruhi hampir semua bagian atau aspek
dalam laporan penelitian. Laporan yang ditulis dan ditujukan kepada lembaga
pemberi dana penelitian tentu harus disusun sesuai dengan format dan segala
ketentuan yang digariskan. Lain lagi kalau laporan itu berupa skripsi, tesis,
atau disertasi yang ditulis oleh seorang mahasiswa. Laporan penelitian yang
ditulis dalam bentuk artikel untuk sebuah jurnal ilmiah tentu berbeda dengan
artikal yang disusun dalam bentuk makalah, buku atau yang akan dipublikasikan
di surat kabar atau majalah.
Brown
(1994) berpendapat bahwa karena faktor jarak antara penulis dan pembaca, penulis
dituntut memiliki empati kognitif, yaitu kemampuan “membaca” tulisannya sendiri
dari perspektif pikiran pembaca sasaran (target
reader). Penulis hendaknya dapat
memprediksi pengetahuan, budaya, dan skemata pembaca; memiliki pengetahuan
spesifik tentang pokok persoalan yang ditulisnya; dan yang lebih penting lagi
pilihan bahasanya dapat dipahami.
Laporan
penelitian pada umumnya ditulis setelah peneliti merampungkan semua proses pengumpulan
data serta menganalisis data tersebut. Cara kerja demikian dapat dikatakan
kurang efisien. Peneliti hendaknya mempersiapkan proses penyusunan laporan
sejak kegiatan penelitian dimulai. Sehubungan dengan itu, peneliti perlu
merancang garis besar laporan bersamaan waktunya dengan pada waktu ia
mengajukan desain penelitian.
B. Struktur
Laporan Penelitian
Laporan
penelitian terdiri atas tiga bagian, bagian awal (preliminary), bagian pokok, dan bagian akhir. Namun, aspek-aspek
yang tercakup dalam masing-masing bagian tersebut bisa bervariasi. Hal itu
bergantung pada jenis penelitian maupun lembaga penelitian atau lembaga
penyandang dana penelitian. Berikut ini dikemukakan contoh struktur atau format
untuk laporan penelitian tindakan kelas UT UPBJJ Purwokerto.
Bagian Awal
LEMBAR JUDUL
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Bagian
Pokok
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
D. Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bab II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka
Teori
B. Kerangka
Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
D. Indikator
Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
BAB III : PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
C. Teknis Analisis Data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
B.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
dan Tindak Lanjut
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Uraian
berikut ini menjelaskan secara singkat setiap bagian laporan Penelitian
Tindakan Kelas
1.
Abstrak
Abstrak merupakan kristalisasi
atau saripati dari unsur-unsur penelitian. Pada bagian ini dituliskan dengan
ringkas hal-hal pokok tentang (a) judul (b) permasalahan, (c) tujuan penelitian
(c) metode penelitian, (d) hasil penelitian (e) kesimpulan, dan (f) kata kunci.
Melalui abstrak pembaca dalam
waktu yang cepat akan mendapatkan gambaran umum dan menyeluruh tentang
penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik tidak lebih dari setengah atau
satu halaman untuk ketikan satu spasi.
2.
Kata Pengantar
Kata pengantar berisi tentang ekspresi
syukur kepada khadirat yang maha kuasa alas limpah rakhmat dan karunianya karena penulis
bisa merampungkan penelitian dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam proses penelitian dan penyusunan laporan.
3.
Pendahuluan
Bagian ini memuat unsur latar
belakang masalah (data awal tentang permasalahan pentingnya masalah dipecahkan),
identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif pemecahan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian (liat kembagi pada bagian proposal)
4.
Kajian Pustaka
Bagian ini menguraikan teori
terkait dan temuan dari hasil penelitian yang relevan, yang memberi arah pada
pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen teoretis bahwa dengan
tindakan tertentu dimungkinkan dapat ditingkatkan mutu proses hasil pendidikan
dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori.
Bab ini berisi kerangka teori,
kerangka berpikir, hipotesis tindakan, indikator kinerja dan kriteria
keberhasilan (lihat kembali uraian proposal)
5.
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bagian ini menguraikan,
menguraikan subjek penelitian (termasuk menguraikan karakteristik subjek
penelitian secara rinci), setting penelitian (deskripsi tempat atau lokasi dan
waktu penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada),pihak yang membantu penelitian, menjelaskan:
data dan jenis data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan penelitian,
sumber datanya, teknik pengumpulan data beserta instrumen yang digunakan,
teknik analisis data sebagaimana telah dirumuskan dalam proposal penelitian,menguraikan
prosedur penelitian. Deskripsi pelaksanaan tindakan per siklus pada laporan
berbeda dengan proposal, pada proposal berupa rencana tindakan (berarti baru
rencana) sedangkan pada laporan berupa catatan hasil pelaksanaan tindakan.
Deskripsikanpelaksanaan
penelitian pada setiap siklusnya. Apa yang dilakukan dalam tahap: perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan harus rasional dan feasible serta collaborative. Uraian masing-masing siklus menyajikan data lengkap,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi
penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu
ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil perubahan (kemajuan) pada diri
siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi, dan aktivitas belajar, situasi
kelas, dan hasil belajar.
6.
Hasil dan Pembahasan
Bagian ini mengemukakan
deskripsi hasil per siklus dan pembahasannya. Uraikan hasil penelitian untuk
siklusnya, menyajikan data lengkap sesuai dengan variabel terikat yang jadi
sasaran perbaikan penelitian. Lengkapi data hasil dengan grafik dan tabel
secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi
disertai pembahasan secara sistematis dan jelas.
Penjelasan hasil menggunakan
perspektif teori tertentu maupun norma atau ketentuan yang berlaku. Pada bagian
pembahasan minimal Anda bisa memapaikan uraian yng bisa menjawab 2 pertanyaan
berikut : 1) Bagaimana hasilnya; 2) Mengapa terjadi demikian. Dalam mnyesun
argumen ini harus menunjukan keterkaitan
hubungan antar variabel, data yang Anda dapatkan dengan kerangka teori
yang Anda tulis sebagai landasaan berpijak dalam menyelesaikan masalah
penelitian.
7.
Kesimpulan dan
Saran Tindak Lanjut
Bagian ini menyajikan kesimpulan
hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai dengan tujuan penelitian) dan berikan
saran tindak lanjut berdasarkan pembahasan hasil penelitian.
8.
Daftar Pustaka
Bagian ini memuat
sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian secara alfabetis. Penulisan
pustaka dianjurkan menggunakan sistem APA (American Psycological Association)
yang biasa digunakan dalam jurnal-jurnal ilmiah international. Terdiri dari:
nama penulis, tahun penulisan, judul buku, kota dimana buku diterbitkan, dan
nama penerbit. Judul buku ditulis miring atau ditebalkan.Buku: nama belakang,
singkatan nama depan. (tahun). Judul Buku. Tempat penerbitan: Penerbit.
Periodical/jurnal
ilmiah: nama belakang, singkatan nama depan. (tahun). Judul artikel. Nama
Periodical, vol (nomor), nomor halaman.
Catatan kaki
diletakan di belakang naskah, kecuali catatan kaki yang memberikan elaborasi
dapat diletakan pada halaman yang bersangkutan.
Contoh :
Qureshi,
E., Morton, L., & Antosz, E. (2003). An Interesting profile: University student who take distance educational course show weaker
motivation than on-campus student.
Diunduh 4 Februari 2003 dari http://www.westga.edu/distance/oidha/winter54/qureshi54.htm.
Wilfley,
D. E. (1989). Interpersonal analisis of
bulimia: Normalweight and obess.
Disertasi doktoral yang tidak
dipublkasikan, University of Missouri, columbia.
Hilgard,
E. R., & Bower, G. H. (1975).Theories of Learning.4th
Edition. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.
Departemen
Pendidikan Nasional. (2002). Standar
kompetensi guru kelas SD-MI
Program Pendidikan DII PGSD.
Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti, Dit. P2TH-KT
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
Learning: theori, research, and practice. London: Allymand Bacon.
9.
Lampiran-lampiran
Memuat (1) Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP, (2)
Perencanan PTK (fakta/data pembelajaran yang telah terjadi di kelas,
identifikasi masalah, analisis masalah, alternative pemecahan masalah, rumuusan
masalah), (3) Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus 1, RPP Perbaikan
Siklus 2, RPP Perbaikan Siklus 3 (jika sampai pada siklus (4), Lembar
Observasi/Pengamatan (terisi), (5) Jurnal Pembimbingan dengan Supervisor 2, (6)
Hasil pekerjaan siswa terbaik dan terburuk per siklus.
C. Bahasa dalam
Laporan Penelitian
Laporan
penelitian dapat digolongkan sebagai karya ilmiah. Oleh karena itu, dalam
penyusunan laporan penelitian hendaknya digunakan ragam bahasa baku. Menurut
Suriasumantri (1987) dalam tulisan ilmiah, fungsi simbolik harus lebih
ditekankan daripada fungsi emotif dan afektif agar bahasa yang digunakan
bersifat reproduktif, yakni gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami
secara tepat oleh pembacanya.
Laras
bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian adalah laras bahasa keilmuan.
Menurut Dardjowidjojo (1988), ciri-ciri laras bahasa keilmuan mencakupi: (1)
wujud bahasanya haruslah lengkap (afiksasi di dalam ragam informal opsional,
dalam bahasa ilmiah wajib), (2) kosakata yang dipakai harus utuh, (3)
menggunakan tanda baca yang tepat, (4) padat isi, bukan padat kata-kata, (5)
adanya ketepatan ungkapan dan ketunggalan arti, (6) pemakaian bahasa bersifat
abstrak, (7) banyak ditemukan kalimat pasif (penekanan pada peristiwa), dan (8)
adanya kelengkapan unsur kalimat (seperti subjek dan predikat). Sementara itu,
menurut Brotowidjoyo (1985), karangan ilmiah antara lain memiliki ciri-ciri (1)
objektif, (2) cermat dan tepat, (3) sistematis, dan (4) tidak emotif.
Berdasarkan
uraian di atas tampak dengan jelas bahwa dalam penyusunan laporan penelitian, peneliti
harus memperhatikan aspek penalaran, struktur paragraf, gaya selingkung
institusi yang dituju.
D. Aturan Dan
Ketentuan Dalam Penulisan Laporan
Ketentuan umum untuk pembuuatan laporan PKP adalah sebahai berikur:
1.
Format pengetikan
a.
Ukuran kertas A4
b.
Ukuran huruf 12
c.
Jenis huruf Times New Roman
d.
Spasi 1,5
e.
Marjin atas dan kiri 4 cm, margin bawah dan kanan 3 cm
Aturan format penetikan di atas dimaksudkan untuk
memberikan acuan kepada mahasiswa agar tampilan ketikan terlihat rapi.
2. Substansi Laporan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari substansi laporan PKP adalah
sebagai berikut:
a.
Orisinalitas; laporan merupakan karya asli mhs bukan jiplakan atau
fotokopi dari mhs lain
b.
Konsistensi; laporan memiliki benang merah yang menjiwai dan mengikat
atara bagian yang satu dengan bagian yang lain sehingga memiliki alur yang
runtut dan konsisten dengan masalah penelitian yang dibahas
c.
Signifikansi; laporan secara jelas mencerminkan upaya peningkatan
penguasaan mhs terhadap matakuliah PKP
yang sudah ditempuh
d. Akurasi; laporan menyajikan secara akurat data dan
fakta yang nyata tanpa rekayasa dan modifikasi
3.
Bahasa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan
penggunaan bahasa dalam pembuatan laporan PKP adalah sebagai berikut.
a.
Laporan ditulis dalam bahasa Indonesia resmi yang baik dan benar, baik
dlm pilihan kosakata, bentuk kata, ejaan maupun struktur kalimat
b.
Kata dan istilah yang digunakan dalam penulisan laporan merupakan
kata/istilah baku yang diketahui oleh umum
c.
Pararaf menyajikan buah pikiran yang utuh dengan rumusan kalimat yang
lugas dan memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna
d.
Ejaan yang digunakan dalam laporan mengacu pada aturan ejaan bahasa Indonesia
baku (EYD.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Brotowidjojo,
M.D. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Akademi Pressindo.
Dardjowijoyo,
S. 1988. Prinsip dan Format Penulisan
Ilmiah. Yogyakarta: Bharam.
Hopkins,
D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom
Research; Second Edition. Philadelphia: Open University Press.
McNiff,
S. 1992. Action Research: Principles and
Practice. London: Routledge.
Maleong,
L.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa,
H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ristasa,
R dan Prayitno. 2003. Panduan Penyusunan
LaporanPKP. Purwokerto: UPBJJ UT Purwokerto.
Ristasa,
R. 2010. Panduan Penulisan Laporan PKP.
Purwokerto. UPBJJ – UT Purwokerto
Ristasa,
R. 2011. Panduan Penyusunan Proposal dan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Purwokerto.
UPBJJ – UT Purwokerto
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Arikunto,
S., Suharjono, dan Supardi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata,
S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suriasumantri,
J.S. 1987. Filsafat Ilmu; Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
Sutejo.
2009. Cara Mudah Menulis PTK. Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Suwandi,
S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Wardhani,
I.G.A.K. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
________________.
2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
________________.
2013. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja,
R. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ii
|
0 Response to "Pedoman Penyusunan Proposal dan Penulisan PTK Oleh Drs. Rusna Ristasa A. M.Si, M.Pd"
Post a Comment