Pendekatan Konstruktivisme Dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Sistem Tata Surya Siswa Kelas VI BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi awal
      Pada pembelajaran awal belum digunakan pendekatan konstruktivisme. Guru masih mendominasi pembelajaran dengan metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab. Alat peraga yang disediakan guru tidak dimanfaatkan secara maksimal, siswa tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahunnya dengan alat peraga tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa pasif. Strategi pembelajaran yang diterapkan tidak dapat menarik minat siswa sehingga pembelajaran tidak bermakna. Pemahaman siswa terhadap materi sistem tata surya masih rendah. Siswa yang mencapai nilai tuntas (>75) hanya 57 %.
B.  Hasil dan Pembahasan Tiap Siklus
1.   Hasil Penelitian Siklus I
      Perbaikan pembelajaran siklus I digunakan pendekatan konstruktivisme. Guru berperan sebagai fasilitator, siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan bersama kelompoknya melalui diskusi terbuka. Langkah - langkah dalam pelaksanaan tindakan dapat diuraikan sebagai berikut. Diberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan pengantar materi. Diperagakan pula cara pengguaan alat peraga model tata surya. Siswa dibagi dalam beberapa kelompak (tiap kelompok 4-5 siswa), kemudian dibagikan model tata surya dan lembar pengamatan. Siswa melaksanakan diskusi kelompok dan mengisi lembar pengamatan. Dengan diskusi kelompok siswa mengamati, mencoba, dan menyimpulkan hal–hal yang berhubungan dengan tata surya. Setelah diskusi kelompok siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi melalui perwakilan kelompoknya. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif.
      Hasil tes formatif siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.





                        DAFTAR NILAI TES FORMATIF SIKLUS I


No

Nama Siswa
Nilai Pertemuan 1
Nilai Pertemuan 2
Nilai Pertemuan 3
Nilai
Rata-rata
1.
Okta Setiawan
87
80
87
84,7
2.
Ahmat Fatta S
93
87
100
93,3
3.
Bambang W
93
100
87
93,3
4.
Cahyono Dwi N
100
87
93
93,3
5.
Ichsan Budiyanto
80
60
100
80
6.
Yudhi Adhi P
93
60
100
84,3
7.
Yuni Ega M
100
73
100
91
8.
Yulia Putri P
80
73
73
75,3
9.
Novi Damayanti
100
80
100
93,3
10.
Elfana
87
80
87
84,7
11.
Elfani
100
67
87
84,7
12.
Sangkar Yoza M
80
67
87
78
13.
Setia Duwi A
53
47
60
53,3
14.
Ani Dwi Astuti
93
67
100
86,7
15.
Dina Tri Rahayu
67
60
100
75,7
16.
Islah Dhani A
100
87
100
95,7
17.
Kirana Kondang
100
93
87
93,3
18.
Novtarina C M
100
67
87
84,7
19.
Priskila Y
87
93
100
93,3
20.
Septania Nanda A
67
60
87
71,3
21.
Dian Eka S
93
73
100
88,7

Nilai Tertinggi
100
100
100


Nilai Terendah
53
47
60


Nilai Rata-rata
88,2
74,3
91,5


Prosentase Ketuntasan
85,7 %
47 %
91,5 %
73 %

2.   Pembahasan Hasil Siklus I
      Dalam perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan adanya  kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran yang diamati oleh observer. Kekuatan yang ditemukan pada perbaikan pembelajaran siklus I misalnya guru sudah dapat membangkitkan motivasi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, menghubungkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya, guru berpenampilan menarik, dan melaksanakan perbaikan dengan segera. Selain ditemukan beberapa kekuatan dalam proses pembelajaran juga ditemukan beberapa kelemahan, antara lain guru kurang dapat mengaktivkan diskusi kelompok, membimbing ketrampilan proses, membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pengamatan, dan kurang membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan.
      Dalam perbaikan pembelajaran siklus I pemahaman siswa terhadap materi juga meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes formatif. Pada pembelajaran awal prosentase ketuntasan 57 % meningkat menjadi 73 % pada perbaikan pembelajaran siklus I, dan nilai rata-rata kelas yang semula 67 menjadi 84,66.
3.   Hasil Penelitian Siklus II
      Perbaikan pembelajaran siklus II berdasarakan hasil refleksi pada perbaikan pembelajaran siklus I. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menyusun RPP, menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, menyiapkan instrumen pengamatan dan instrumen tes.
      Dalam pelaksanaan tindakan juga digunakan pendekatan konstruktivisme. Pelaksanaan tindakan difokuskan pada pelaksanaan diskusi kelompok. Guru berusaha untuk mengaktivkan diskusi agar semua siswa terlibat dalam pelaksanaan diskusi. Guru membimbing siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan bersama kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam ketrampilan proses, menyimpulkan hasil pengamatan dan membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan. Dengan bimbingan guru sebagai fasilitator ternyata dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil tes formatif siklus II.
     

DAFTAR NILAI TES FORMATIF SIKLUS II


No

Nama Siswa
Nilai Pertemuan 1
Nilai Pertemuan 2
Nilai Pertemuan 3
Nilai
Rata-rata
1.
Okta Setiawan
73
93
93
86,3
2.
Ahmat Fatta S
80
80
93
84,3
3.
Bambang W
100
93
100
97,7
4.
Cahyono Dwi N
100
100
100
100
5.
Ichsan Budiyanto
80
93
100
91
6.
Yudhi Adhi P
100
100
93
97,7
7.
Yuni Ega M
87
100
100
95,7
8.
Yulia Putri P
87
80
93
86,7
9.
Novi Damayanti
80
100
87
89
10.
Elfana
87
93
100
93,3
11.
Elfani
87
93
100
93,3
12.
Sangkar Yoza M
80
93
100
91
13.
Setia Duwi A
40
87
87
71,3
14.
Ani Dwi Astuti
100
93
100
97,7
15.
Dina Tri Rahayu
80
100
47
75,7
16.
Islah Dhani A
100
100
100
100
17.
Kirana Kondang
93
100
87
93,3
18.
Novtarina C M
93
100
87
93,3
19.
Priskila Y
100
100
100
100
20.
Septania Nanda A
60
100
100
86,7
21.
Dian Eka S
73
100
100
91

Nilai Tertinggi
100
100
100


Nilai Terendah
40
80
47


Nilai Rata-rata
84,8
95
93,7


Prosentase Ketuntasan

80,9 %

100 %

95,2 %

92 %

4.   Pembahasan Hasil Siklus II
      Hasil observasi pada perbaikan pembelajaran siklus II menunjukkan kemajuan. Siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun teman. Aktivitas siswa dalam  proses pembelajaran meningkat, antusiasisme siswa terhadap materi juga meningkat sehingga pemahaman siswa terhadap materi juga meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes formatif. Rata-rata nilai yang semula 84,66 meningkat menjadi 91,16. Prosentase ketuntasan yang semula 73 % meningkat menjadi 92 %.
C.  Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan observer maupun data kuantitatif yang diperoleh melalui tes tertulis diperoleh data sebagai berikut. Pada perbaikan pembelajaran siklus I data aktivitas siswa dalam hal mengajukan pendapat dan mengajukan pertanyaan dengan kategori kurang. Siswa tidak punya keberanian untuk mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Pada perbaikan pembelajaran siklus I juga diperoleh data kuantitatif sebagai berikut. Nilai rata-rata pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 17,66 dari pembelajaran awal 67 menjadi 84,66.  Prosentase ketuntasan pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat 16 % dari pembelajaran awal sebesar 57 % menjadi 73 %.  Penelitian dianggap sudah berhasil apabila prosentase ketuntasan mencapai 80 % jumlah siswa dalam kelas dengan KKM 75. Karena pada perbaikan pembelajaran siklus I prosentase ketuntasan baru mencapai 73 % maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.
      Pada dasarnya pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Tindakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I. Kekurangan atau kelemahan yang ditemukan pada siklus I disempurnakan pada tindakan siklus II. Jika pada siklus I dilaksanakan diskusi terbuka maka pada siklus II dilaksanakan diskusi terbimbing. Pada siklus II guru berusaha membimbing ketrampilan proses sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Rata-rata nilai tes formatif yang semula 84,66 meningkat menjadi 91,16. Prosentase ketuntasan meningkat sebesar 25 % dari 73 % menjadi 92 %. Data kualitatif juga menunjukkan kemajuan. Siswa sudah mulai mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun teman.

      Bardasarkan hasil pembahasan tersebut maka disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Karena prosentase ketuntasan melebihi indikator keberhasilan maka tindakan dinyatakan cukup sampai pada siklus II.

0 Response to "Pendekatan Konstruktivisme Dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Sistem Tata Surya Siswa Kelas VI BAB IV"

Post a Comment