B. PENERAPAN BILANGAN BULAT DALAM MASALAH
SEHARI-HARI
Penerapan
bilangan bulat pada masalah keseharian sangat perlu untuk memperlihatkan
bagaimana proses pembelajaran matematika yang menarik, menantang, dan
menimbulkan kreatifitas siswa. Pada penyelesaian soal cerita yang berkaitan
dengan bilangan bulat, kita perlu mengetahui kiat-kiat dalam menyelesaikan
soal-soal cerita sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajarannya. Secara
garis besarnya kegiatan pembelajarannya dapat diurutkan kedalam empat kegiatan
pokok berturut-turut yaitu :
1.
Mengerti persoalan
2.
Merencanakan penyelesaian
3.
Melaksanakan penyelesaian
4.
Memeriksa kembali
Langkah-langkah untuk menyelesaikan soal
cerita adalah :
1.
Pahami atau mengerti
persoalannya sehingga mengetahui apa-apa yang diketahui dan ditanyakan.
2.
Rencanakan penyelesaiannya
dengan cara mengumpulkan keterangan yang sesuai agar operasi yang digunakan
tepat sehingga bisa dibuat model kalimat matematikanya.
3.
Melaksanakan penyelesaian
kalimat matematikanya sampai dapat menuliskan penyelesaiannya dalam Bahasa
Indonsesianya.
4.
Mengecek kembali penyelesaian
yang tepat didapatkannya.
Dalam soal cerita hendaknya guru
mengingatkan kembali tentang aturan operasi atau pengerjaan hitung yang berlaku
yaitu :
1.
Operasi penjumlahan dan
pengurangan sama kuat
2.
Operasi perkalian dan pembagian
sama kuat
3.
Operasi perkalian san pembagian
lebih kuat daripada operasi penjumlahan dan pengurangan.
4.
Jika operasi sama kuat maka
yang dikerjakan terlebih dahulu operasi yang berada di depan atau sebelah kiri.
5.
Tanda kurung adalah operasi
yang lebih kuat dari perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan maka
angka yang berada pada dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh soal :
a.
6086 – 50 x 45 + 73 x 18 : 6 =
n
Jawab
: . . . . .
n =
6086 – 50 x 45 + 73 x 18 : 6
=
6086 – (50 x 45) + (73 x 18) : 6
=
6086 – 2250 + 1314 : 6
=
6086 – 2250 + (1314 : 6)
=
6086 – 2250 + 219
=
(6086 – 2250) + 219
=
3836 + 219
=
4055
b.
Contoh 2 :
1.
Pada rentang waktu 2 bulan
dalam suatu terminal bis diberangkatkan 224.280 orang penumpang. Setiap bis
mengangkut 42 orang penumpang. Setiap hari bis yang diberangkatkan sama
banyaknya. Berapa banyak bis yang diberangkatkan dari terminal tersebut dalam
satu hari?
Jawab
:
Diket
= Selama bulan diberangkatkan 224.280
orang.
1
bulan = 30 hari
2
bulan = 2 x 30 = 60 hari
Setiap
bis mengangkut 42 orang
Ditanya
: Berapa banyak bis yang berangkat dari terminal dalam satu hari ?
Jawab
: (Kalimat matematikanya)
224.280 : 60 : 42 = n
n =
(224.280 : 60) : 42
=
3738 : 42
n =
89
Jadi
banyaknya bis yang diberangkatkan dari terminal dalam satu hari adalah ada 89
bis.
C. BILANGAN ROMAWI
1. Pengertian
Dalam
pembelajaran tentang bilangan romawi ada baiknya kita mengetahui dahulu apa
yang dimaksud dengan bilangan dan lambang bilangan. Bilangan adalah sesuatu
yang penting dalam matematika karena semua pelajaran yang menyangkut bilangan
tidak bisa terlepas dari bilangan. Bilangan dengan lambang bilangan adalah
berbeda. Perbedaan antara bilangan dan lambang bilangan adalah terletak pada
obyek dan nama obyek tersebut. Lambang bilangan adalah simbol atau gambar yang
menggambarkan suatu bilangan. Lambang bilangan disebut juga angka. Sistem
numerasi atau sistem angka atau lambang bilangan itu bermacam-macam, ada angka
Cina, Mesir, Yunani, Hindu-Arab,Romawi, dan sebagainya. Sistem angka romawi
sudah dikenal sejak ratusan tahun sebelum masehi ( + 260 SM)
2. Lambang Bilangan Romawi
Proses
pembelajaran lambang bilangan romawi dapat kita lakukan secara diskusi atau tanya
jawab, atau ekspositori. Pada umumnya anak-anak mengetahui sistem penulisan
bilangan dengan angka romawi melalui proses pembelajaran di sekolah dasar. Pada
sistem lambang bilangan romawi atau angka romawi digunakan lambang-lambang atau
symbol-simbol pokok seperti berikut ini :
I = 1 V = 5
X = 10 L = 50
C = 100 D = 500
M = 1000 - = kalikan 1000
Dalam
proses pembelajaran lambang bilangan romawi ada beberapa hal penting yang perlu
diinformasikan kepada para siswa secara tanya jawab yaitu :
a.
Sistem romawi merupakan sistem
penjumlahan dan sistem perkalian.
Contoh :
X V I I
10 +
5 + 1
+ 1 = 17
b.
Bila suatu angka terdiri dari
dua lambang pokok maka nilai angka tersebut
1.
Sama dengan jumlah nilai kedua
lambang bilangan itu (nilai yang paling tinggi disebelah kiri).
Contoh
:
-
VI = 5 + 1 = 6
-
XI = 10 + 1 = 11
2.
Sama dengan selisih nilai kedua
lambing bilangan itu (nilai yang paling
tinggi terletak disebelah kanan).
-
IV = 5 – 1 = 4
-
IX = 10 – 1 = 9
c.
Banyaknya lambang yang
diletakkan disebelah kiri yang dikurangi hanya satu lambang, sedangkan sebelah
kanan bertambah boleh lebih dari satu lambang.
Contoh :
-
XIII = 10 + 3 = 13
-
IIX = 8 (IIX tidak
mempunyai arti, karena lambang bilangan disebelah kiri tidak boleh lebih dari
satu angka / lambang)
d.
Lambang bilangan yang sam bila
ditulisnya berurutan tidak boleh lebih dari 3 angka (lambang bilangan).
Contoh :
-
4 ditulis IV dan bukan IIII
-
40 ditulis XL dan bukan XXXX
e.
Pengurangan mempunyai aturan
sebagai berikut, I hanya dapat dikurangkan dari V dan X, X hanya dapat
dikurangkan dari L dan C, dan C hanya dapat dikurangkan dari D dan M.
Contoh :
-
IV = 5 – 1 = 4
-
CD = 500 – 100 = 400
f.
Karena sistem angka Romawi ini
mempunyai dasar (basis) 10 maka dalam penulisannya kita tidak pernah melihat
lambang-lambang besar yang bukan perpangkatan dari 10 dijajarkan.
Contoh :
-
10 = VV
-
100 = LL
-
1000 = DD
g.
Untuk menuliskan sebuah
bilangan yang besar digunakan simbol garis
(“-“) di atas symbol yang
bersangkutan.
Contoh :
-
V = 5 x 1000 =
5000
-
V = 5 x 1000 x
1000 = 5.000.000
-
V = 5 x 1000 x 1000 x 1000 =
5.000.000.000
D. MENGUBAH BILANGAN DESIMAL KE
DALAM BILANGAN ROMAWI DAN SEBALIKNYA
1.
Mengubah Bilangan Desimal
menjadi Bilangan Romawi
a.
6 = . . . . .
1)
Apakah 6 = I I I I I I I ?
2)
Apakah pada sistem Romawi
dibolehkan menulis lebih dari 3 angka lambang bilangan secara berurutan ?
3)
6 = 5 + 1 = V I, sebab dari
kiri ke kanan nilainya turun berarti harus dijumlahkan.
2.
Mengubah Bilangan Romawi
Menjadi Bilangan Desimal
a. XVIII = . . .
= 10 + 5 + 3
= 18
E.
PEMAKAIAN BILANGAN ROMAWI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pemakaian bilangan romawi yang serring
kita pakai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
1.
Pada penulisan buku termasuk penulisan karya ilmiah, misal :
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Landasan Teori
Bab III. Metode Penelitian
Bab IV. Pembahasan Hasil Penelitian
Bab V. Kesimpulan dan Saran
2.
Penamaan suatu sekolah, suatu kelas, atau suatu semester, misal :
SD Negeri I Kemujan
3.
Nama sebuah jalan, misal :
Jln. Kemujan I
4. Spanduk-spanduk, tempat pengumuman, ruangan-ruangan tempat
kegiatan, misal :
Dirgahayu SD Negeri I Kemujan ke M
5.
Sebagai angka-angka dalam alat pengukur
waktu, misal :
Produk-produk jam tangan tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Darhim, dkk.(1991). Pendidikan Matematika 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hudoyo, Herman.(1979). Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pengembangannya di Depan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional.
Hudoyo, Herman.(1990). Strategi Mengajar Belajar MAtematika. Malang
: IKIP Malang.
Karso, dkk.(1992). Pendidikan Matematika 4. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kennedy, Leonard M.(1984). Guilding Children’s Learning of Mathematics.
California : Wadsworth Publishing Company A Division of Wadswort, Inc.
Moesono, D & Amin. SM.(1994). Matematika 1-6 : Mari Berhitung Petunjuk
Guru Sekolah Dasar Kelas 1-6. Jakarta : Depdikbud.
Reesink, Carole J.(1993) Teacher – made Aids for Elementary School
Mathematics Readings From The Aritmetic Teacher. Virginia : NCTM.
Ruseffendi, E. T. (1998). Pendidikan Matematika Modern dan Masa Kini
untuk Guru dan SPG. Bandung : Tarsito.
Sutawidjaya. A, dkk. (1992). Pendidikan Matematika III. Jakarta :
Dirjen Dikti Depdikbud.
Wheler, Ruric E.(1976). Fundamental College Mathematics. California
: Wadsworth Publishing Company a Division of Wadsworth, Inc.
0 Response to "Makalah Matematika Penerapan Bilangan Bulat Dalam Masalah Sehari-hari"
Post a Comment