BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya.
Pendidikan ini memegang peranan penting dalam membina manusia yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif
terhadap segala hal, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu
usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia.
Bentuk kongkret dari pendidikan yang dilakukan oleh
manusia tersebut tampak dalam aktivitas belajar mengajar sebagaimana diketahui
bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Keberhasilan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana diamanatkan dalam Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh komponen – komponen pilar
pendidikan yang meliputi motivasi belajar siswa, materi pembelajaran, proses
pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.
Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan
pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan
pembelajaran yang bermuara akan meningkatkan prestasi belajar siswa (Chabibah,
2006 : 24). Terkait dengan proses pembelajaran, guru memiliki peran sentral
berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, sebab guru dalam posisi ini
bertindak sebagai perancang atau desainer sekaligus pengelola proses
pembelajaran sedemikian hingga hasil dari proses pembelajaran tersebut
tercapai. Namun demikian, peran guru dalam mendesain dan mengelola proses
belajar mengajar di kelas seringkali dihadapkan pada kondisi-kondisi dimana
rancangan pembelajaran yang didesainnya tidak berjalan dengan lancar sesuai
harapan.
Tidak berkembangnya salah satu faktor dalam proses pembelajaran
atau kegiatan belajar mengajar yaitu guru, murid, materi dan metode
pembelajaran sudah barang tentu berpengaruh pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas. Bahkan kondisi tersebut akan berpengaruh pula pada
hasil pembelajaran terutama tampak pada hasil belajar siswa.
Guru yang inovatif dan kreatif akan
mampu membangun daya imajinasi dan kreatifitas siswanya yang secara otomatis
memberikan pengaruh positif pada peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.
Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Matematika, kesulitan yang dialami
siswa merupakan cerita lama yang tidak pernah berakhir karena sebagian besar
sudah beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, tidak
menarik, dan membosankan dengan begitu banyak pekerjaaan rumah yang diberikan
oleh guru. Kondisi di atas diperparah lagi dengan munculnya kesan dari siswa
bahwa semua guru matematika kejam dan pemarah.
Hal inilah yang berpengaruh besar
terhadap kurangnya minat pada pemahaman konsep volume bangun ruang sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar
matematika siswa secara keseluruhan. Indikator ini dapat dilihat pada hasil ulangan
harian yang diperoleh pada tahun pelajaran 2010/2011, rata-rata nilai yang
diperoleh hanya 50 % di atas KKM.
Untuk mengatasi kondisi ini, minimal
mengurangi kelemahan-kelemahan dalam pembelajran matematika disekolah maka
perlu dilakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar. Upaya perbaikan tersebut, antara lain dengan memperbaiki metode
mengajar sehingga metode baru ini nanti akan mampu menciptakan kondisi yang
lebih baik bagi siswa untuk belajar mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor pada proses belajar matematika. Apalagi jika diperhatikan dalam satu
kelas terdapat perbedaan kemampuan antara satu dan lainnya. Inilah yang
mendasari penulis untuk memberikan salah satu solusi dalam bentuk tulisan yaitu
“Peningkatan Pemahaman Konsep Volume Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran
Make- a Match pada siswa kelas VI MIN Muktisari Kebumen.”
Pemilihan Model Pembelajaran Make-a Match ini, menurut penulis
adalah cara yang paling efektif untuk menanamkan konsep bangun ruang pada siswa
kelas VI MIN Muktisari Kebumen, karena diharapkan siswa dapat berperan aktif dan
lebih menyenangkan selama proses pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
Latar belakang masalah tersebut penulis membuat rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu :
1.
Apakah melalui
model pembelajaran Make-A Match dapat meningkatkan pemahaman konsep volume
bangun ruang pada siswa kelas VI MIN Muktisari Kebumen?
2.
Apakah
melalui model pembelajaran Make-A match
dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VI MIN Muktisari
Kebumen?
C.
Bidang Kajian
Bidang kajian
dalam penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran. Dengan Model
Pembelajaran Make – A Match ini diharapkan siswa mampu :
1.
Memahami konsep
volume bangun ruang
2.
Meningkatkan
prestasi belajar (nilai minimal sesuai dan di atas KKM : 65 )
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan Model Pembelajaran Make-A Match dapat meningkatkan
pemahaman konsep volume bangun ruang pada siswa kelas VI MIN Muktisari Kebumen
E.
Manfaat
Penelitian
Dalam proses pembelajaran yang melibatkan
siswa dan guru, keduanya memegang peranan penting. Tanpa adanya perbaikan dari
kedua belah pihak tidak mungkin hasil pembelajaran meningkat, begitu juga
dengan peran serta sekolah.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan
dapat memberikan perbaikan bagi pembelajaran Matematika siswa kelas VI MIN
Muktisari Kebumen khususnya untuk pemahaman konsep volume bangun ruang. Penelitian
ini diharapkan bermanfaat :
1.
Bagi Siswa :
1.1 Mendapatkan pengalaman belajar dengan
pemanfaatan kartu-kartu secara bergantian setiap anak melakukan pencocokan
antara gambar dan rumus volume bangun ruang meliputi: balok, kubus, prisma
segitiga, limas segi empat, tabung dan kerucut.
1.2 Mendapatkan pengalaman belajar yang lebih
memudahkan siswa dalam pemahaman konsep volume bangun ruang dengan kartu-kartu dan menyenangkan.
1.3 Mendapatkan pengalaman belajar
berkelompok sehingga siswa belajar untuk
bekerja sama yang baik
2. Bagi
Guru :
2.1 Mendapatkan pengalaman mengajar menggunakan alat peraga
matematika dan
kartu-kartu.
2.2 Mendapatkan pengalaman mengajar yang lebih
memudahkan dan menyenangkan bagi siswa dalam memahami materi yaitu dengan
memberi kesempatan siswa untuk mengamati dan memahami konsep secara langsung
dengan pengamatan menggunakan alat peraga dan kartu-kartu
2.3 Mendapatkan pengalaman mengajar dengan siswa
berkelompok, yaitu
dengan membuat setiap anggota kelompok bertanggung jawab
terhadap anggota lainnya untuk memahami materi dengan tutor sebaya siswa yang
sudah paham menjelaskan siswa lain yang belum paham.
3. Bagi
Sekolah
Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik,
pencapaian prestasi belajar meningkat.
0 Response to "Peningkatan Pemahaman Konsep Volume Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran Make- a Match pada siswa kelas VI BAB I"
Post a Comment