PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA di KELAS VI SD
Oleh:C.Emi.S.Car
Abstrak
Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based instruction) adalah pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik yang dihadapi setiap harinya.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan:(1)Mengetahui hasil belajar peserta didik apabila menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan pembelajaran konvensional dan (2)Mengetahui keefektifan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan pengetrapannya pada soal cerita yang berkaitan dengan materi rasio.perbandingan.
Penelitian ini diawali dari hasil prestasi belajar peserta didik yang kurang mencapai target yang diharapkan dan hasil prestasi UASBN yang setian tahunnya tidak stabil.Sampel yang dipilih adalah kelas VI A dari tiga kelas parallel yang ada untuk dijadikan uji coba, kelas eksperimen, dan kelas control.
Hasil penelitian yang menggunakan deskripsi, table, dan statistik (uji t) menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran yang masih konvensional.Nmaun, pembelajaran berdasarkan masalah kurang efektif apabila peserta didik kurang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan gagasannya.Oleh karena itu, guru hendaknya mampu mencari model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga peserta didik dapat mudah menerima materi pelajaran dan mampu memberi motivasi belajar peserta didik.Dengan demikian, peserta didik akan mampu memahami materi dengan baik serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata kunci:Pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran konvensional, masalah autentik, keefektifan pembelajaran
Pendahuluan
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar.Mata Pelajaran ini mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi peserta didik.Lebih-lebih dalam materi soal cerita yang berkaitan dengan perbandingan/rasio.Dari peserta didik yang berjumlah 50, kira-kira hanya 60% yang mencapai ketuntasan belajar.
Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, namun hasilnya juga kurang maksimal.Upaya yang dilakukan pihak sekolah antara lain:memberikan tambahan pelajaran di luar jam pelajaran, pendekatan personal, pendampingan khusus terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, memberikan remedial terhadap peserta didik yang kurang memenuhi KKM yang ditentukan sekolah.
Faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi peserta didik dalam mata pelajaran Matematika, antara lain:system pengajaran yang masih konvensional (guru masih mendominasi proses belajar mengajar), rasa kurang percaya diri peserta didik (takut salah bila mengemukakan gagasannya), pendampingan guru terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan masih kurang maksimal
Untuk mendukung visi dan misi pendidikan nasional, seorang guru dituntut mampu memberikan pembelajaran yang professional untuk menghantar peserta didik menjadi manusia yang mandiri dan mampu menetrapkan ilmunya untuk orang lain serta masyarakat pada umumnya.Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga ia mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah.
Dengan mengacu pada visi dan misi pendidikan nasional Indonesia, jelaslah sudah bahwa pembelajaran yang terjadi hendaknya merupakan pembelajaran inovatif.Pembelajaran yang inovatif dapat terwujud apabila para guru memiliki kemampuan untuk mengolah pembelajaran sedemikian rupa supaya menarik bagi peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam belajar.Di samping mampu mengolah pembelajaran, guru juga dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.Pengertian ini mengandung makna bahwa guru yang professional diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dapat mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkapkan ide dan gagasan peserta didik.
Secara umum penyebab menurunnya prestasi belajar peserta didik dalam materi soal cerita di kelas VI adalah pengajaran yang diberikan masih konvensional dan minat belajar siswa pada pelajaran Matematika kurang.
Untuk mengatasi permasalah yang terjadi yakni menurunnya prestasi belajar peserta didik dalam soal cerita di kelas VI yang berkaitan tentang rasio/perbandingan, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah.Sedangkan judul yang diambil adalah”Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dalam Pelajaran Matematika di Kelas VI”
Definisi Operasional
1.Kompetensi
Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.Kompetensi merupakan segala sesuatu yang akan dimiliki oleh peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam proses pembelajaran.
Kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai hidup yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.Berkaitan dengan perumusan tersebut, maka kompetensi dapat dikenali melalui dari sejumlah hasil belajar dan indicator yang dapat diukur dan diamati.
2.Prestasi
Prestasi belajar adalah perolehan belajar seseorang yang bersifat keilmuan, yang menggunakan analisis intelektual, yang tergolong ranah kognitif, penguasaan konsep, kaidah, prinsip, dan teori.
3.Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
4.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik selama kegiatan belajar mengajar sebagai akibatnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen dari peserta didik dalam mencapai tujuan tertentu.
5.Teknik analisis data adalah upaya untuk mengelola data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sehingga peneliti dapat mengadakan terhadap hasilnya
4.Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai cirri penggunaan masalah dalam dunia nyata.Peserta didik diajak untuk menyelamidunianya dengan semua masalah-masalah yang dilihat bahkan dialami oleh peserta didik.Model pembelajaran ini diharapkan mampu melatih dan meningkatkan ketrampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan konsep-konsep penting.Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah ini mengutamakan proses belajar, di mana seorang guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai ketrampilan mengarahkan diri.Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya pada berpikir yang lebih tinggi, dalam situasis berorientasi pada masalah, termasuk di dalamnya adalah bagaimana cara belajar.Belajar berdasarkan masalah ini terjadi apabila peserta didik menggunakan berbagai konsep dan prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan/masalah yang terjadi dan dialami oleh peserta didik.Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dansatu sama lain saling berkaitan.Urutan jenis-jenis belajar berdasarkan masalah merupakan tahapan belajar yang bersifat hirarkhis.Jenis belajar yang pertama merupakan prasarat bagi berlangsungnya jenis belajar berikutnya.
Langkah-langkah pemecahan masalah ada 3 langkah yaitu:Langkah pertama:Menganalisa hakikat masalah, menganalisadari pemecahan masalah permula, dan Langkah yang ketiga adalah Menyajikan masalah kepada peserta didik dan menetapkan langkah yang tepat untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, karena di dini guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik.
Metode
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.Masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaak, pengamatan, dan refleksi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan tes.
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif.Peneliti mendiskripsikan secara detail hasil observasi terhadap tindakan yang dilaksanakan, selanjutnya dihitung rerata hasil tes.Selanjutnya rerata dikonfirmasikan ke table penentuan patokan dengan penghitungan persentase skala lima.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat diperoleh data sebagai berikut:
1.Pada siklus pertama, tampak bahwa peserta didik dalam mempraktekkan model pembelajaran berdasarkan masalah masih belum mencapai target yang diharapkan.Hasil perbaikan pembelajaran siklus pertama belum memenuhi kriteria ketuntasan kemampuan yang ditetapkan.Kekurangberhasilan ini disebabkan karena peserta didik kurang mempunyai rasa percaya diri dan takut salah dalam mengemukakan pendapatnya.Karena pada siklus pertama kurang berhasil, maka dilaksanakan perbaikan pada siklus kedua.
2.Pengalaman belajar peserta didik pada siklus pertama menjadi acuan untuk mengawali melaksanakan perbaikan pada siklus kedua.Pada siklus kedua ini tampak peserta didik sudah mulai berani mengungkapkan gagasannya, bertanya, menjawab pertanyaan walaupun masih dalam bimbingan guru.Dan hasilnyapun menjadi lebih baik dari pada siklus pertama.Peserta didik yang mengalami ketuntasan ada 100%.
Pada siklus 1 dan 2 hasil perbaikan menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam menggunakan materi perbandingan/rasio dalam bentuk soal cerita dan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan kemampuannya secara menyeluruh.Hasil perbaikan pada siklus ke 2 menunjukkan peningkatan yang maksimal.Ketuntasan ini disebabkan oleh semakin dikuasainya komponen-komponen kemampuan penggunaan pembelajaran dengan model berdasarkan masalah yang merupakan suatu penyelesaian dalam soal cerita mengenai perbandingan/rasio.
Berdasarkan analisa dengan penghitungan dengan uji t dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam pembelajaran Matematika di kelas VI A Sekolah Dasar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Namun demikian, pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah tidak akan berhasil secara maksimal apabila peserta didik bersikap apatis, kurang rasa percaya diri, kurang berani dalam mengungkapkan gagasannya, termasuk juga apabila guru kurang mendampingi peserta didik, kurang dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.
Penutup
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes telah diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan model pembelajaran konvensional.
Hasil belajar peserta didik yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah jauh lebih baik dibandingkan apabila diajar dengan menggunakan pengajaran yang konvensional.Hal ini terbukti dari kenaikan prestasi peserta didik ketika peserta didik mengerjakan soal-soal yang sudah disiapkan guru.Dengan model pembelajaran ini, secara tidak langsung peserta didik diajak untuk berpikir kritis dan nalar.
Daftar Pustaka
Andayani, dkk (2007) Pemantapan Kemampuan Profesional.UT Jakarta
Bambang Yulianto (2008),Aspek Kebahasaan dan Pembelajarannya:
University Press, Surabaya
IGAK Wardhana, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas.UT Jakarta
Kerlingger Fred N.(1993) Asas-asas Penelitian Behavioral.
Yogyakarta Gajah Mada University Press
Oemar Harmalik (2006),Manajemen Pengembangan Kurikulum:Rosda, Surabaya
Suryati, dkk (2008), Model-model Pembelajaran Inovatif:Universitas Negeri Surabaya
Tim.(2005)PP No. 19 Tahun 2005 Tentang SNP, Jakarta, Diknas
Udin S.Winataputra, dkk (2007), Teori Belajar dan Pembelajaran:UT Jakarta
http://emiartikel.blogspot.com/2010/12/penerapan-pembelajaran-berdasarkan.html
0 Response to "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA di KELAS VI SD"
Post a Comment